Newest Post

Permen Lolipop

| Sabtu, 25 Agustus 2012
Baca selengkapnya »

Hmmm....aroma gulanya yang mengundang selera, warnanya cantik, dan rasanya yang manis, membuat setiap orang ngiler ingin merasakannya. Siapa sih yang gak pernah mencicipi permen lolipop yang terbuat dari gula-gula ? Aku punya sebuah kisah unik tentang permen lolipop ini. Kisah tentang dua orang sahabat kecil waktu aku berlibur.

Sebutlah kedua sahabat kecilku itu adalah Toni dan Dika. Mereka anak kelas 4 SD. Mereka punya kegemaran yang sama yaitu makan permen apalagi dengan lolipop, mereka sangat menyukainya bahkan tak jarang karena mereka pecinta lolipop, mereka harus datang ke dokter gigi dua kali dalam 6 bulan, karena mereka sangat suka menguyah permen lolipop.

Suatu kali ketika aku datang ke taman, aku lihat Toni sedang duduk sendirian di ayunan. Aku mendekatinya dan bertanya.
"Hai Toni, dimana Dika?"
"Oh, dia lagi pergi beli permen kok mas." jawabnya

Tak berapa lama datanglah Dika sambil membawa dua batang lolipop.
"Hai Mas!" sapanya
"Hai!" balasku

Aku melihat ada yang aneh dengan kedua batang lolipop itu. Yang satu lolipopnya besar, yang satu lebih kecil. Ketika Dika memberikan lolipop kecil itu buat Toni, langsung berubahlah wajah Toni menjadi cemberut.
"Dika, kok yang kecil sih? Aku maunya yang gede." gerutu Toni.
"Enak aja. Kan aku yang udah capek jalan jadi aku dapet yang gede. Kalo kamu kan gak ngapa-ngapain jadi yang kecil aja." elak Dika.
"Tapi kan aku tadi ngasih uangnya sama gedenya dengan uang kamu. Kok curang banget sih. Siniin permen kamu."

Tak berapa lama pun suasana menjadi panas dan hampir saja mereka berkelahi. Untungnya aku ada di sana sehingga dapat melerai mereka. Kemudian aku bertanya pada mereka.
"Coba ceritakan kejadiannya"
Lalu Dika pun menjawab
"Jadi begini, aku pengen beli permen lolipop, aku punya uang 3000, trus Toni juga mau jadi dia nitipin uangnya ke aku. Uang dia 2500. Nah aku sukanya lolipop yang gede, kalau Toni yang kecil. Nah yang gede kebetulan harganya 2000 sedangkan yang kecil 500...."
"Tuh..berarti ada sisanya kan. Mana sisanya. Sini jangan kamu ambil uangnya." Toni menyela dan hampir saja dia melayangkan tinjunya pada Dika.

Dika pun melanjutkan.
"Tunggu Toni, jadi aku beli satu yang gede yang buat aku, nah ini di keresek ini, aku beli lagi " Dika pun menunjukkan isi keresek tersebut yang dipegang olehnya sedari tadi kepadaku dan juga Toni.
"Lho, ini punya siapa Dika?" tanyaku penasaran.
"Ini punya Toni mas. Dia kan suka yang kecil-kecil." jawabnya polos

Toni yang melihat permen lolipop kecil yang banyak itu untuk dirinya, tersenyum pada Dika.
"Makasih ya Dika. Kamu baik deh. Maafin aku ya."
Dika pun mengangguk senang dan kemudian kedua sahabat kecilku itu pun pergi berlari sambil menghisap permen lolipop mereka.

Itulah kisah di balik permen lolipop. Seorang anak kecil yang polos, menunjukkan kebaikan hatinya dengan polos bahkan memberi lebih. Terkadang aku suka berpikir, kok bisa ya mereka melakukannya disaat orang yang lebih dewasa dari mereka ketika melakukan sebuah kebaikan malah menggunakan perhitungan yang detail. Aku sungguh senang masih bisa melihat sebuah kebaikan hati yang sesungguhnya yaitu tak memperhitungkan kebaikan yang dia lakukan walau hanya permen lolipop, tapi maknanya lebih dalam, dari permen lolipop yaitu ketulusan.

Permen Lolipop

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 25 Agustus 2012
With 0komentar
Tag :

Semalam di Taman Getsemani

|
Baca selengkapnya »
Lemparkanlah
Buang saja
Pecahkan
Tinggalkan saja
Tendang keluar
Hancurkan
Ludahi
Bakar
Patahkan
Tikam

Kengerian begitu menyelimutinya
Cahaya matahari tak lagi Dia lihat
Bayang-bayang maut menghantuinya
Keterpisahannya dari Sang Khalik begitu membuatNya takut
Bukan
Bukan paku yang menusuk tanganNya yang membuat Ia takut
Bukan tombak yang menikam lambungNya yang membuat Ia gemetar
Bukan
Tapi keterpisahanNya dari Sang Khalik yang membuat Ia takut
Ditinggalkan seorang diri mengangkat semua beban yang membuat Ia lemah

Kengerian itu begitu menakutkan
Dipisahkan dari Sang Khalik
Yang selama ini selalu bersama-sama
Namun kelak Ia akan terpisah
Seorang diri
Yang selama ini menjadi teman diskusi
Menjadi musuh yang menyerang diriNya
Ketakutan itu begitu menyelimutinya
Padahal kejadiannya belumlah terjadi
Namun Ia telah melihat semua itu akan terjadi

Tertinggal
Sendirian
Dikucilkan
Diludahi
Dikhianati
Dicambuk
Dicemooh

Semua itu akan Ia hadapi
Padahal semua itu belum terjadi
Namun ketakutannya begitu dahsyat
Terbayang sudah apa yang akan Dia alami
PeluhNya mengucur deras
Karena Dia sangat takut

Bukan
Bukan cambuk yang membuat Ia takut
Bukan paku yang membuat Ia gentar
Bukan salib yang membuat Ia gemetar
Bukan

Terpisah dari Sang Khalik
Menjadi seorang diri dalam menanggung beban
Ditinggalkan Sang Khalik
Ia sangat takut

PeluhNya mengucur
Peluh hilang
DarahNya mengucur
WajahNya yang terang
Menjadi pucat
Ia ketakutan
Ia berdoa lebih sungguh-sungguh
Badannya gemetar hebat
Ia gentar menghadapinya

Seorang malaikat pun datang
Malaikat itu memancarkan cahayanya
Malaikat itu memberikan kekuatan padaNya
Supaya Ia kuat untuk menghadapi hari yang akan Ia hadapi
Pulihlah kekuatanNya
Ia telah mendapat kekuatan baru
Ia siap untuk menyelesaikan tugasNya
Yaitu
Menyelamatkan orang yang percaya kepadaNya

Semalam di Taman Getsemani

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲