Kala itu, aku melihat Tuhan
Ia sedang terlalu sibuk untuk diganggu
Ketika mendengar bunyi langkahku, Ia berpaling
“Kemarilah” ucap-Nya
Aku mendekati-Nya
Aku lihat di meja kerja-Nya
Terdapat sebuah kotak balok
Di dalamnya terdapat dua ekor bayi unggas
Rupa mereka jelek tidak keruan
Mereka sepertinya baru menetas
Mereka tampak kewalahan
Mereka tertidur
“Kau tahu anak-Ku”
“Ini adalah angsa” jelas Tuhan
“Angsa?!”
“Tak mungkin”
“Benar, mereka adalah angsa”
“Tunggulah beberapa saat”
Kemudian Tuhan mengajakku keluar
Ia membawa teh sore itu
Langit sore saat itu teduh nian
Awan-awan kelambu tak menunjukkan hujan
Sore itu indah
Ada sekumpulan burung terbang
Kau lihat burung-burung di sana?
Dengan apa mereka terbang?
Aku menggelengkan kepala
Aku tak mengerti saat itu
Mereka terbang dengan angin
Bukankah justru mereka akan terbawa angin?
Tanyaku
Justru mereka mengendarai angin
Mereka menggunakan sayapnya untuk mengendalikan angin
Jika tak menggunakan angin
Mereka tak mungkin terbang
Aku pun termangu-mangu
Aku baru mengerti hal itu
Kau tahu, sama seperti kehidupan
Tanpa masalah tak mungkin kau bisa kuat
Tanpa masalah tak mungkin kau bisa berdiri
Tanpa masalah tak mungkin kau hidup
Janganlah lari dari masalah
Tapi gunakan masalah itu seperti angin
Angin yang membawamu terbang
Ke langit biru