Newest Post

Selamat Malam, Tuhan!

| Minggu, 03 Februari 2013
Baca selengkapnya »
Aku melihat keluar jendela kamarku. Hari masih hujan dan malam ini begitu dingin, dan lagipula hujannya cukup deras. Aku hanya bisa terduduk di kasurku berhadapan langsung dengan laptop. Ini adalah hari ke-3 di bulan Februari dan ini adalah hari yang aku bilang sungguh penat. Menghabiskan sisa waktu depan laptop tanpa bisa berbuat banyak selain mengetik tugas, mengirim tugas dan membantu tugas adik kecilku. Sesaat rasanya ingin sekali aku pergi. Entah kemana tapi yang aku ingin adalah pergi ke tempat yang jauh, dimana yang ada hanyalah kesunyian dan tak ada orang sama sekali. Aku ingin bersemedi, mencari Tuhan.

Aku suka denger beragam kesaksian orang-orang yang secara pribadi bertemu dengan Tuhan dengan kasat mata, dibawa ke surga dan neraka dalam roh atau setidak-tidaknya melihat sebuah cahaya yang luar biasa dan mendengar suara yang tak biasa. Aku pengen banget merasakan itu semua, tapi selama ini aku hanya bisa mendengar cerita mereka saja. Aku gak pernah sekalipun merasakan apa yang mereka rasakan, padahal apa sih bedanya aku dan mereka? Aku pengen banget ketemu Tuhan. Tak apalah gak ketemu, tapi aku pengen bener-bener denger suara Tuhan. Kayak gimana sih suara Tuhan itu?

Malam ini sambil ditemani lagu-lagu sendu yang kadang suka buat air mataku keluar, aku mencoba merenungkan bagaimana aku bisa bicara dengan Tuhan seperti orang-orang lain. Lalu sekonyong-konyong melintas dalam pikiran dengan sangat cepat sebuah pemikiran. Aku kaget, karena cepat sekali datang dan pergi. Aku lalu membuka Alkitab Online di laptop dan membuka kitab Ayub dan aku menemukan di Ayub 33 : 14 yang berbunyi seperti ini :" Karena Allah berfirman dengan satu dua cara tapi orang tidak memperhatikannya." terus di ayat ke-15 berbunyi begini :" Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur,"

Aku merenungi maksud dari kedua ayat itu. Ayat itu mengatakan kalau Tuhan berbicara lewat banyak cara. Gak cuman satu atau dua tapi dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari dan NKJV (New King James Version), kalau Tuhan bicara lewat banyak cara namun terkadang kita, manusia, suka tidak menyadari kalau Tuhan bicara. Ya aku seperti itu. Aku suka gak sadar kalau sebenarnya Tuhan lagi ngomong sama aku. Aku jadi inget, kalau pertama kali Tuhan bicara, Dia bakal bicara dalam angin sepoi-sepoi basa, terus kalau kita gak ngeh, Dia akan mengeraskan suaranya, kalau masih gak ngeh juga, Dia pakai suara angin agak kenceng, masih gak ngeh juga, ya udah Tuhan teriak lewat megaphone, dan teriakan megaphone-Nya adalah masalah yang diizinkan Tuhan datang ke kehidupan kita.

Dari ayat itu juga, aku merasa kalau Tuhan tuh pengen banget ngomong ama kita. Dia rindu adanya komunikasi dialog, bukan monolog, dua arah antara manusia dan Tuhan sendiri. Nah ini yang aku bingung, bagaimana caranya bisa kayak gitu? Kalau lihat zamannya Musa, disitu dibilang kalau Musa dan Tuhan tuh duduk hadep-hadepan kayak dua orang sahabat. Nah kalau zaman sekarang kayak gimana? Katanya sih doa. Tapi aku gak ngerti gimana cara doa yang bener, tapi aku pernah sekali doa kayak Tuhan tuh beneran denger. Kerasa banget bedanya. Yang biasanya doa cuman satu arah, ini kayak dua arah. Emang Tuhan gak ngomong langsung, tapi aku seakan-akan tahu apa yang Tuhan mau aku lakuin. Itu adalah saat terindah yang pernah aku alami.

Malam ini aku mau nge-chat ah ama Tuhan. Pengen merasakan persekutuan seutuhnya, yang alami, yang penuh dengan sukacita. Selamat malam Tuhan. Ini aku mau bicara ama Tuhan. Dengerin ya.

Selamat Malam, Tuhan!

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 03 Februari 2013
With 0komentar
Tag :
Next Prev
▲Top▲