Newest Post

My Long Journey @ Jogjakarta (KKMBI 2012)

| Kamis, 16 Agustus 2012
Baca selengkapnya »
Walau badanku sudah tidak berada di Jogja, namun setiap kali aku kembali melihat foto-fotoku di Jogja, aku seperti merasa kembali ke Jogja. Sebenarnya sudah seminggu kejadian ini berlangsung, namun aku masih bisa mengingatnya. Aku merasa terisi penuh kembali setelah melakukan liburan ke sana. Sebuah liburan yang cukup panjang sebenarnya namun aku masih kurang menikmatinya. Entahlah, setiap kali aku sudah mulai kerasan berada di sana, waktu sepertinya tidak bersahabat lagi denganku. Ia ingin cepat-cepat meninggalkanku.

Perjalananku ke Jogja dimulai di hari Minggu tanggal 1 Juli. Naik kereta api jam 8 malem bersama teman-teman segereja yaitu Reza, Bayu, Kevin, Petra, Bentri, Fero, Lena dan Ivana. Masing-masing membawa tas yang besasr-besar. Karena perjalanan dilakukan pada malam hari, jadinya tak bisa melihat pemandangan yang ada. Aku tak bisa tidur sama sekali di kereta, mungkin karena belum terbiasa karena sudah lama kau tidak naik kereta api lagi setelah nenekku yang terakhir meninggal. Aku sampai di Stasiun Tugu jam 4 pagi, namun aku masih merasa bukan di Jogja. Kemudian kami dijemput oleh tim KKMBI ke GBI Anugrah karena di sana nanti siang kami akan diberangkatkan ke dusun Sumber Boyong tempat nanti akan melakukan kegiatan berkemah. Sampai di bumi perkemahan jam 8 pagi, namun suasana udaranya panas sepanas jam 12 siang kalo di Bandung.. Sangat panas cuacanya padahal kulihat jam di hape masih jam 9 pagi. teman-temanku pun merasakan hal yang sama. Selain itu kami juga masih harus menunggu lama. Selain itu ketika aku melihat tempat nanti akan berkemah, tempatnya sungguh memprihatinkan. Seperti inilah suasananya

 Acaranya pun baru dimulai nanti sore. Aku sempat kesal dan menyesal telah melakukan perjalanan ke sini. Aku berharap supaya aku bisa kembali lagi, tapi untungnya apa yang aku harapkan tidak terjadi.

Acara pun di mulai setelah semua peserta berkumpul walau belum semuanya sih karena masih ada yang di dalam perjalanan. Acara diawali dengan opening ceremony. Diawali dengan kotbah, dan sambutan-sambutan setelah itu makan malam. Barulah setelah makan malam, acara penyambutan yang meriah dari BPD Yogyakarta. Sambutannya sungguh meriah dengan adanya kembang api dan juga menari dan loncat-loncat di depan panggung. Seperti ini kembang apinya.


Aku merasa senang apalagi aku gak kebayang 800 orang dari berbagai pelosok Indonesia berkumpul di Yogyakarta dengan tujuannya masing-masing. Pasti akan sangat menyenangkan mengenal kebudayaan mereka satu persatu. Setelah opening ceremony dan welcome party, para peserta pun disuguhi ketoprak. Bukan makanan, tapi pementasan ketoprak tentang Yusuf di rumah Potifar.

Sebenarnya aku sudah ngantuk dan aku melihat jam  menunjukkan pukul 10 malam. Aku, Bayu dan Jim, teman dari Baitlahim Bandung, berencana masuk ke tenda, karena melihat banyak peserta lain yang menuju tenda lagipula aku kurang tidur malam sebelumnya. Namun ketika aku masuk tenda dan hampir bersiap tidur, rupanya ada pembagian kelompok di tenda utama. Aku pun langsung lari tergopoh-gpoh di gelapnya malam. Tendaku berada diatas jadinya aku harus turun dulu baru naik lagi untuk mencapai tenda utama. Rupanya di tenda utama sudah dilakukan pembagian kelompok. Aku pun kebingungan sendiri mencari kelompokku. Bolak-balik ke depan belakang namun akhirnya ketemu juga.

Pada saat itu mungkin karena aku masih lemah atau karena canggung, aku hanya diam saja dalam kelompok dan aku pun hanya bicara sedikit karena lelahnya. Setelah segala urusan selesai, kami semua pun kembali masuk tenda. Karena satu tenda berisi delapan orang, dan kondisi tendanya yang memprihatinkan, dan juga belum ada pembagian yang jelas dalam tendanya, aku pun tidur di tenda mana saja yang belum penuh. Setelah mendapat tenda, aku langsung tidur dan tak sempat untuk berkenalan karena sudah kecapean. Aku tidur di pinggir tenda. Kondisinya tidak nyaman, tapi ya sudahlah tidur saja. Walau lututku kedinginan dan aku terjepit oleh orang disebelahku yang badannya cukup gumpal sehingga membatasi ruang gerakku.

Keesokkan paginya tanggal 3 Juli hari Selasa jam 4 pagi aku terbangun karena udara dingin dan aku juga masih mengantuk namun karena udara dingin yang membuat kedua lututku saling beradu, aku tak bisa menahannya. Aku pun melakukan doa pagi sendiri karena teman-teman setendaku masih tertidur lelap. Tak berapa lama setelah doa aku liat ke luar tenda dan matahari mulai menampakkan dirinya malu-malu. Selain itu kesibukan sudah mulai terasa dari yang mau mandi. Aku pun segera bersiap-siap untuk mandi. Aku pergi ke kamar mandi di bawah untuk ngantri mandi karena rupanya di atas sudah rame. Tetapi di bawah pun lumayan rame jadi aku mengantri. Setelah beres, singkat cerita makan pagi. Setelah makan, aku pun mencari tempat duduk, maksudnya mau bareng dengan teman-teman sekelompok yang semalam aku temui, setelah sedikit berputar-putar aku akhirnya menemukannya sedang duduk manis.

Acara hari itu dimulai dengan berbagai sesi. Sesi yang pertama adalah Pemuda di Era IT. Setelah itu sesi dilanjutkan dengan Integritas dan Kepemimpinan. Sebenarnya sesi-sesi tersebut membuatku ngantuk karena kemarin saja jam tidurku kurang trus komunikasi satu arah tambah ngantuk. Hari pun beranjak siang.dan acara di siang tiu setelah makan siang, adalah jalan-jalan. Asyiknya

Aku dan kelompokku dan yang lainnya pergi menuju peternakan sapi. Sedangkan kelompok yang lainnya ke tempat lainnya. Entah aku emang suka jalan cepat atau teman-teman sekelompokku pada suka jalan lambat, dalam perjalanan aku tak melihat kelompokku. Aku pun terus berjalan, sambil tentunya kenalan dengan orang lain. Berguyon ama yang lain. Ada salah satu orang entah dari mana tapi sepertinya kalau aku tidak salah ingat dari Lampung, dia sangat senang melawak sehingga menarik minat beberapa orang disekitarnya dan akhirnya kami pun terlibat dalam guyonan-guyonan dan candaan yang dia dan aku buat. Lumayan juga sambil mengusir rasa lelah juga. Akhirnya setelah berjalan panjang, naik dan menyusuri jalanan yang terus menanjak sampai di peternakan sapi. Aku lihat sapi-sapi di sana sehat-sehat.

Setelah beberapa lama, kelompokku pun datang. Seperti biasa, Clarisha, salah satu anggota kelompokku dan Nur Dhila berfoto-foto bersama sapi di peternakan.Selain itu kami juga berfoto-foto segenk.



 Setelah itu kami melihat-lihat sapi yang sedang diperah dan dimandikan oleh karyawannya. Kemudian aku dan Dhila mencoba untuk memerah sapi. Rasanya aneh tapi mengasyikan juga.



Setelah puas 'bermain' dengan sapi, aku mencoba susu sapi yang baru deperah tadi dan rasanya beda banget dengan susu murni yang biasa aku beli di rumah. Masih segar dan enak.

Kemudian aku dan kelompok dan juga serombongan pergi ke tempat pupuk. Rupanya pupuk yang digunakan terbuat dari kotoran sapi dari peternakan. Tempat pembuatan pupuknya berada dalam sebuah gubuk yang tertutup. Suasana di dalamnya pengap dan gelap. Kotoran yang sudah terurai oleh cacing pengurai seperti tanah teksturnya. Aku masuk sebentar dan setelah mendapat penjelasan, aku keluar dan duduk-duduk di sekitar gubuk bersama teman-teman sekelompokku. Aku diajarin bahasa Jawa Kromo karena kebanyakan temanku itu adalah orang Jawa, tapi dari Kediri. Yang mengherankanku adalah Jessica, dia dari Jakarta tapi fasih berbicara dalam bahasa Jawa. Rupanya usut punya usut, pernah tinggal di Jawa Tengah selama 8 tahun. Jelas saja bisa bahasa Jawa.

Tak berapa lama, kemudian perjalanan dilanjutkan. Seharusnya sesuai jadwal setelah ke tempat pembuatan pupuk, kami seharusnya membantu warga yang berada di sekitar perkemahan, namun karena sudah dibantu semua, kami pun kembali ke perkemahan sambil berfoto-foto ria. Ini salah satunya.

Setelah sampai perkemahan, aku lalu mandi dan kemudian makan kudapan yang ada. Acara berikutnya adalah sesi ketiga tentang Penatalyanan. Penatalayanan itu dalam bahasa sederhananya adalah pelayanan yang dilakukan di gereja.

Setelah sesi Penatalyanan, dlanjutkan dengan makan malam. Hidangan di malam hari, entah karena lidahnya beda atau gimana tak terlalu membuatku bersemangat makan. Selama makan belakangan dua hari ini aku berubah menjadi seorang vegetarian. Kemudian acara selanjutnya adalah KKR yang dibawakan oleh BPD Jabar. Temanya "Change For Life". KKRnya berlangsung dengan meriah. Mungkin karena yang menjadi wl-nya Reza kali ya tapi beda banget dengan sesi yang lainnya. Yang menyampaikan firmannya adalah Pdt. Firmnius dan ayatnya di ambil dari Yeremia 9:23-24.

Setelah selesai, kami semua pun masuk tenda dan tertidur dengan sedikit tidak pulas. Di hari kedua ini benar-benar cape. Hari ini pindah tenda karena sudah ada data namanya. Di tendaku yang baru aku berkenalan dengan Andi, dan Kerin. Aku lupa dari mana mereka tapi Kerin jelas keliatan dari Jakarta dan Andi dari Semarang. Setelah aku merebahkan diriku, tiba-tiba hpku berdering. Rupanya dari Lintang, adiknya Jordan. Tumben banget sms. Kami pun terlibat dalam sms sampai aku tak sadarkan diri lagi. Maksudnya tertidur begitu.

Keesokkan paginya aku terbangun jam 4. Huh dingin banget, aku pun kemudian membangunkan yang lain untuk bersaat teduh bareng seperti yang biasa aku lakukan bersama guruku di SMA dulu. Setelah bersate, aku ingin mandi, aku mengajak Bayu untuk mandi di rumah warga. Aku pergi bareng Bayu, Kevin dan dua orang teman baru yaitu Pupung dari Lampung dan Bosman, artis mana dari Batam. Kami pun menyusuri jalanan menuju rumah warga, walau pada akhirnya kami menuju tempat pancuran di pinggir hutan, tepat di belakang rumah warga. Suasananya masih asri, air masih jernih. Udaranya dingin sampai bisa membuat uap dari mulut seperti di drama korea gitu deh. Aku, Kevin, Bayu, dan Bosman gak mandi. Kami hanya cuci muka dan sikat gigi. Setelah selesai, kami kembali ke perkemahan. Tepat di belakang perkemahan aku bisa melihat Gunung Merapi. Aku pun minta Kevin untuk memforo aku dengan background Gunung Merapi.. Memang sih tidak terlalu jelas karena kurang pagi.

Acara berikutnya adalah sesi tentang Kewirausahaan. Yang membawakan materi ini adalah Ir. Jacky Lattupeirissa, pemimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Beliau menyarankan untuk yang mau berwirasuaha sebaiknya ikut tergabung dalam HIPMI. Setelah selesai dengan Kewirausahaan, dilanjutkan kembali dengan sesi berikutnya yang bertemakan Jati Diri Pemuda Baptis, yang dibawakan oleh dr. Andreas Andoko, M. Kes. Ada tiga tokoh Alkitab yang dibahas yaitu Daniel, anak buangan yang diangkut ke Babel, Ester, anak yatim piatu yang diangkut ke Babel dan Daud, anak bungsu yang dikucilkan dalam keluarga. Sebagai seorang pemuda Baptis, kita diharuskan memiliki integritas seperti Daniel yang tetap pada pendiriannya untuk tidak menajiskan dirinya dengan makanan raja.

Setelah semua sesi selesai, akhirnya tiba pada kegiatan yang aku tunggu-tunggu yaitu workshop lagi. Kali ini rombongan aku akan workshop ke tempat perkebunan bunga krisan.  Seperti ini bunganya

 Ada sekitar sepuluh warna sebenarnya dan ada satu bunga yang memiliki dua warna sekaligus dalam mahkotanya. Harga bibitnya adalah Rp. 550 per satu bibit, tapi setelah dipanen harganya mulai dari Rp. 11.000 perikatnya. Sampai saat ini bunga krisan hanya dapat dinikmati keindahannya. Ia tak memiliki aroma wangi seperti bunga pada umumnya. Penanaman bunga krisan baru bisa dipanen setelah 3 bulan, tetapi bunga krisan merupakan bunga yang manja. Karena berasal dari subtropis, jadi suhu udara dan lama pemancaran sinar matahari pun perlu dimanipulasi. Selain itu bunga krisan punya hamanya jadi perlu dipestisida setiap seminggu sekali. Sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang manfaatnya dalam dunia pangan sehingga penggunaan pestisida masih digunakan.

Kemudian aku dan teman sekelompokku pun ingin melihat ke rumah kaca tempat penanaman bunga krisan dan bunga lainnya yang aku lupa namanya. Setelah selesai dan puas melihat-lihat bunga krisan, kami pun mulai berjalan lagi serombongan. Aku membawa tas yang cukup penuh karena aku berencana untuk mandi di rumah warga hari itu, namun sayang karena ulah Dhila, tali tasku putus karena memang banyak barang di tasku sehingga aku kesulitan membawanya. Anehnya kenapa juga difoto oleh Clarisha.

Hah, ada-ada aja kelakuan mereka tapi itulah salah satu hal yang membuatku tak bisa lupa dengan perjalanan panjangku ke Jogjakarta.

Setelah ke perkebunan bunga krisan, kami melanjutkan perljalanan ke pembibitan rumah jamur. Aku gak ikut masuk ke rumah jamurnya karena tempatnya penuh sesak lagipula aku sedikit kerepotan karena tasku talinya putus. Aku dan teman-teman sekelompokku ikut menunggu di luar tak masuk ke rumah jamur. Kemudian  kami sekelompok pun kembali berjalan karena ada satu tugas yaitu mewawancarai salah satu warga desa di sekitar perkemahan. Kami pun berencana ke tempat biasa Daniel numpang mandi. Rumahnya cukup jauh juga. Sambil berjalan aku menikmati perjalanannya karena tak ada kendaraan yang melintas. Udaranya masih bersih dan rumah-rumah di desa tidak berhimpitan seperti di kota. Jaraknya berjauh-jauhan, selain itu tak ada pagar yang lebih tinggi dari dada orang dewasa. Benar-benar kerasa suasana desanya.

Kami sampai di rumah Ibu Wiwid, begitu nama salah satu warga tempat biasa Daniel numpang mandi. Ibu Wiwid umurnya sekitar 30-an dan punya seorang anak laki-laki yang sekitar berumur 8 tahunan. Aku pun mulai mewawancarainya. Beginilah suasana wawancaranya.
Seperti itulah suasananya penuh dengan keakraban dan memang kalau aku dengarkan bahasa Jawa di sekitar Jogjakarta itu memang halus, kromo. Setelah selesai wawancara, aku, Daniel, elo dan lupa aku siapa satu lagi menumpang mandi di rumah Ibu Wiwid. Karena ada yang mandi duluan tadi, jadi kami menunggu.

Apa yang dikatakan oleh Daniel tentang Ibu Wiwid ini memang benar. Beliau begitu baik pada kami. Beliau menyuguhkan salak pondoh buat cemilan sambil menunggu yang sedang mandi. Kami berada di rumah ibu Wiwid sampai lewat jam 6 sore sehingga kami terlambat mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu Lembaga Misi yang ada di bawah naungan Baptis.

Lembaga yang berada di naungan Baptis diantaranya adalah STDI Bandung, STTB Jakarta dan Bandung, LLB, STBI Semarang, STIKES Kediri dan Rumah Sakit Kediri. Karena aku datangnya agak telat aku jadi ketinggalan beberapa informasi. Setelah selesai dengan penayangan lembaga Misi yang ada di bawah naungan Baptis, selanjutnya adalah makan malam. Setelah makan malam, teman-teman sekelompokku mengajak untuk duduk di bagian depan. Saat makan malam, aku , Clarissa dan Jessica kebetulan makan bareng, nah kami lihat ada kacang rebus. Kebetulan aku pakai sweater, maka kami pun ambil kacang rebus itu banyak-banyak untuk cemilan nanti di acara talent show.

Acara pun di mulai malam itu. Suhu udaranya entah kenapa tambah dingin ketimbang dari yang kemarin, tapi karena sudah bersama-sama dengan teman-temanku aku pun tak terlalu dingin. Talent show yang ditampilkan berasal dari berbagai BPD yang ikut acara KKMBI. Talent show tersebut dilombakan karena ada dua juri. Di awal acara talent-talentnya menarik maksudnya tampilan yang disuguhkan menarik, namun makin ke malam aku semakin kedinginan. Aku pun membeli susu hangat sambil dtemani Dhila karena dingin dan aku juga ulai mengantuk. Aku menunggu-nunggu BPD Jabar tampil, tapi karena waktunya sudah habis jadinya BPD Jabar tampilnya diundur.

Kemudian semuanya pun kembali ke tenda untuk istirahat. Di tendaku maksudku di wilayah sekitar tendaku, aku dan teman-teman setenda membuat api unggun untuk menghangatkan badan karena udara malam dari hari ke hari semakin dingin saja. Segala macam sampah kami gunakan untuk membuat api menyala sampai badan terasa hangat. Setelah badan hangat dan malam makin larut, akhirnya kami semua masuk ke tenda dan tertidur pulas.

Keesokan paginya jam empat tepat di hari yang keempat seperti biasa aku dan teman-teman setenda mulai hari dengan bersaat teduh, kemudian setelah bersaat teduh, aku mengajak Daniel dan Elo, teman sekelompokku untuk menumpang mandi di rumah Ibu Wiwid. Kami pun segere meluncur ke rumah Ibu Wiwid sambli membawa peralatan mandi. Kami mandinya bergantian dan sambli menunggu waktu mandi, kami yang belum mandi main bola bersama anaknya Ibu Wiwid di pekarangan rumahnya. Kami main bolanya sambil bertelanjang kaki karena tanahnya dilapisi pasir abu vulkanik jadi enak dan tidak sakit saat bertelanjang kaki. Setelah semuanya beres mandi, kami pun bersiap-siap untuk mengikuti acara hari ini karena hari ini adalah tracking dan outbound.

Acara hari ini adalah tracking dan outbound artinya keliling desa. Wah akhirnya aku bisa juga melakukan tracking. Sudah lama aku gak ikut kegiatan seperti ini. Sudah lama sekali. Terakhir aku melakukannya mungkin waktu SMA. Kami semua, maksudnya seluruh peserta KKMBI yang sampai 800 sekian, sudah berkumpul di tenda utama. Semua sudah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Lama juga kami menunggu. Wah kejadian seperti hari pertama aku datang ternyata terulang lagi. Kami menunggu sampai terang tanah. Aku tak tahu yang terjadi tapi karena menunggu jadinya sepertinya acaranya di persingkat.

Akhirnya muncullah mcnya. Kupikir akan langsung diberangkatkan, tapi rupanya disuruh membuat yek-yel terlebih dahulu. Sebenarnya kelompokku sudah membuat yel-yel tapi yang baru tahu baru Daniel, Elo, Clarisa, Jessica, dan Yosia. Yang lain belum karena selama seminggu itu mereka duduknya misah gak bareng seperti kami. Yel-yelnya aku lupa tapi aku menggunakan nada lagu pada hari minggu dicampur dengan jargonnya So Imah di Show_Imah. Kami beres dengan segala macam koreografinya yang sebenarnya gak terlalu sulit tapi lama karena ada dua puluh orang yang dilatih dan aku secara ajaib dijadiin ketua kelompoknya. Entah mengapa kalau ada acara keakraban kelompok seperti ini aku tiba-tiba bisa jadi orang nomor satu dikelompok tersebut walau aku tak mengajukan diri. Hmm, mungkin ini salah satu bakatku untuk menjadi tumbal. Hahahhahaha......

Kami pun kembali menunggu karena acaranya saat itu adalah lomba yel-yel. Karena kami tadi terlalu lama bikin koreografinya kami gak dapat tempat duduk jadi duduk-duduk di sekitar tebing yang berumput sambil melihat yang lomba yel-yel sambil kepanasan dan kelelahan. Setelah menunggu cukup sangat terlalu lama, tiba giliran kami untuk unjuk yel-yel. Karena udah kelelahan menunggu jadinya penampilannya kurang maksimal. Kenapa bisa begitu? Karena kami adalah kelompok kedua terakhir. Kelompok 11 tulisan KKMBI. Beuh jadinya lama.

Akhirnya setelah beberapa lama menunggu, kami pun diberangkatkan dalam dua kloter. Kloter pertama melakukan tracking, sedang kloter kedua, kloterku, melakukan outbound di tempat penambangan pasir. Aku bersama kelompokku berjalan ke bawah dari tempat perkemahan karena letaknya tepat persis di bawah perkemahan. Aku pun melihat ke arah tempat penambangannya. Sungguh sangat dahsyat bencana meletusnya Gunung Merapi. Dulunya itu sungai tapi karena erupsi Gunung Merapi jadi seperti ini begitu sedikit kisahnya.




Kelompokku main bareng dengan kelompok 12 dan karena nomor kelompok kami 11 12, yang kalau istilah artinya sama saja, kami pun bikin kesepakatan untuk ngerjain mas, dan mba karang taruna yang ikut bantuin acara outbound jadi kami tak mengejar kemenangan. Hanya kesenangan yang kami kejar. Maka terjadilah niat busuk kami.saat kami berada di pos yang pertama yaitu pos 6. Saat ditanya yel-yelnya kelompok kami serempak bilang 'Ketinggalan", Mentornya bingung jadi tanya lagi dan kami menjawab dengan kata yang sama yang maksudnya memang yelnya 'Ketinggalan'. Saat mentornya tanya ke kelompok 12, kelompok itu pun menjawab 'Belum Buat'. Sontak membuat mentornya bingung menghadapi kami, tapi kami ikuti saja gamesnya.

Di pos berikutnya pun, kami melakukan hal yang sama. Ketika ditanya oleh mentornya 'Kok gitu sih?' kami serempak bilang 'Kan namanya kelompok 11 12. Jadi sama saja.' sambil tertawa-tawa kecil. Tiap games yang ada di tiap pos kami mainkan dengan cara yang tak biasa yaitu sambil tertawa dan bersenang-senang dan sedikit membuat mentornya kerepotan karena kami memang sudah merencanakannya. Setelah puas mengerjai kakak mentor di outbound, acara pun berlanjut dengan tracking.

Tracking pun dimulai. Kami melalui kompleks persawahan yang ada di atas lokasi perkemahan. Bulir-bulir padinya sudah terlihat dan dalam beberapa waktu lagi siap dipanen. Sebenarnya ada banyak foto yang diambil tapi aku belum mendapatkan semua softcopynya. Aku, Jessi, Clar, Daniel, Elo, Dhila, Gaby, dan Yossi berjalan di pematang sawah sambil merasakan sengatan mentari sore. Setelah melalui pematang sawah, kami pun menyusuri hutan. Sebenarnya tidak terlalu lebat dan jalannya pun tidak securam yang biasa aku temui tapi banyak cerita mistisnya namun aku tak percaya. Setelah menyusuri hutan secara perlahan, kami pun sampai di tempat penambangan pasir. Ada dua buah kendaraan berat dan kami pun berfoto sejenak. Selanjutnya kami menyusuri sungai dan masuk lagi ke hutan.

Rencananya setelah outbound ini akan ada games basah yaitu perang-perangan dengan kelompok kloter pertama. Kami pun mempersiapkan peluru yaitu kantong plastik yang diisi air dari sungai-sungai. Kami pun berhenti sejenak ketika menemukan aliran air, namun sayang airnya kotor tapi tak apalah. Kemudian kami pun mengisi 'senjata' kami dan kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat berperang. Kami terus berjalan ke tempat berperang yang ternyata jauh banget sampai kakiku pegal-pegal. Setelah sampai, tanpa buang waktu lagi perang pun dimulai. Kami tim penyerang bertugas merebut bendera yang ada di tim bertahan. Kantong plastik berisi air pun beterbangan di langit dan berjatuhan. Jebakan lumpur ikut memeriahkan suasana bahkan kakiku ikut terjerembab masuk ke lumpur. Aku melempar kedua kantong air yang ada di tanganku dan jatuh byar tepat di atas ubun-ubun orang lain. Badanku tak terlalu basah untungnya. Aku pun melihat keriaan di sana. Kemudain peperangan pun berakhir dengan menangnya tim penyerang karena berhasil merebut benderanya. Aku lihat teman-temanku yang lain sampai ada yang basah kuyup karena ikut maju. Aku sih tidak karena kebetulan 'senjata'ku sudah habis juga. Akhirnya setelah beres, kami pun kembali ke perkemahan untuk mandi. Seperti biasa, aku , Daniel, Elo ke rumah Ibu Wiwid untuk menumpang mandi dan sambil menunggu giliran, main bola dulu sama anaknya Ibu Wiwid sambil makan buah salak yang disediakan oleh Ibu Wiwid.

Setelah mandi dan beres-beres, acara selanjutnya adalah api unggun, namun sayang sekali Clarisha tak ikut acara ini karena di harus kembali ke Kediri untuk persiapan masuk SMA besok jadi dia pulang lebih awal. Sayang sekali sih sebenarnya tapi demi keperluannya dia pun pulang terlebih dahulu. Aku pun hanya bisa say goodbye lewat sms. Good luck my friend.

Untuk api unggun kali ini, suasananya entah mengapa pas sekali. Aku bisa melihat bulan purnama yang menguning merangkak naik dan bintang gemnintang yang membentuk gugusan di atas kepala. Malam itu begitu tenang dan syahdu. Sebelum penyalaan api unggun ada ibadah dedikasi yang dibawakan oleh ayahnya Gaby yaitu Pdt. Dr. Yosia. Di ibadah ini adalah pengambilan keputusan. Setelah itu api unggun dinyalakan dengan perwakilan tiap BPD menyalakan api unggun yang ada di depan panggsung dan ketika api dinyalakan, kami pun menyanyikan lagu tema "Ini Gayaku" dan di sinilah menjadi surprise buat kami para peserta KKMBI dan yang membuatku sangat menyesali kenapa Clarisha cepat pulang. Please welcome our guest star : JUDIKA!! Yeah. Judika tampil di KKMBI menghibur kami. Ini videonya




Secara spesial Judika hadir untuk menghibur kami. Dia melakukan performa yang baik namun sayang karena aku duduk agak di belakang bersama teman-temanku jadi gak terlalu keliatan karena Judika ke bawah panggung terus, tapi setidaknya aku bisa melihatnya tampil live.

Api unggunnya sudah berakhir, tapi sebenarnya pesta terus berlangsung. Aku beli pop mie bareng Kevin, Bayu, Pupung dan Bosman, artis Batam. Kami semua masih aktif walau sudah malam. Setelah makan popmie aku dan Kevin, Bayu, Pupung, dan Bosman berjalan-jalan mengitari perkemahan dan kami memiliki rencana untuk membuat api unggun kecil yah sekedar untuk menghangatkan badan karena tadi aku duduknya gak pas di depan api unggun. Setelah berputar cukup lama, dan kembali ke tenda, aku melihat di tenda dekat tendaku ada yang membuat api unggun. Aku, dan Kevin pun ikut nimbrung aja sekalian kenalan ama mereka.

Inilah sebenarnya yang aku sesali dari KKMBI, kenapa baru deket di malam terakhir ini, di hari terakhir sebelum pulang. Inilah yang aku sesali. Kami semua berkumpul di sekitar api unggun sampai jauh malam dan walaupun dari toa panitia kami seharusnya tidur, tapi kami tak peduli karena kami baru merasakan kedekatan dengan teman-teman yang lain malam ini. Kami banyak melontarkan candaan-candaan tentang panitia keamanan, walau kami tahu ada panitia juga di dekat kami yang ikut berdiang tapi rupanya ikut tertawa juga. Sambil menjaga api tetap menyala, Kevin dan beberapa yang lainnya mengambil kayu untuk dibakar. Aku tak tahu dari mana mereka mendapatkan bambu tapi kami menikmati malam itu. Walau tak ada makanan, yang penting berkumpul. Inilah yang aku rindukan, juga sesali kenapa baru deketnya sekarang bukan dari awal ketemu. Malam pun makin larut dan kami matikan api kemudian tertidur pulas. Malam terakhir yang begitu hangat di malam yang sebenarnya dingin. Seperti orang dulu bilang. Makan gak makan yang penting ngumpul.

Pagi terakhirku di Jogjakarta, di Kabupaten Sleman lereng Gunung Merapi, tanggal 6 Juli. Ini adalah hari terakhirku di perkemahan Sumber Boyong. Pagi itu kami semua beres-beres, tapi mandi masih di rumah Ibu Wiwid. Setelah beres-beres dan segalam macamnya, aku, Daniel dan satu orang temanku juga yang ikut mandi di rumah Ibu Wiwid, berencana memberikan sedikit bingkisan sebagai bentuk ucapan terima kasih karena sudah mau menerima kami bahkan menganggap kami saudara selama kurang dari seminggu ini. Yang kami beli hanya mie dan beberapa butir telur. Satu hal yang aneh, yaitu Elo kenapa tak ikut, tapi aku tak peduli. Setelah closing ceremony kami langsung membeli barang-barangnya dan mengunjungi rumah Ibu Wiwid untuk yang terakhir kalinya untuk berterima kasih dan memberi bingkisan tersebut.

Kemudian kami mengikuti acara terakhri di tenda utama. Banyak yang sedih karena berpisah. Aku tanya teman-teman yang lainnya mereka juga sedih kenapa setiap sudah dekat dengan yang lain malah ada perpisahan. Aku akui aku juga sedih kenapa hari yang indah ini segera berakhir. Kenapa harus ada yang namanya berpisah? Kami pun berfoto-foto untuk yang terakhir kalinya seluruh peserta berfoto berderet di panggung. Sungguh banyak karena panggung gak cukup, sampai keluar-keluar. Setelah itu foto-foto per BPD. Aku juga berfoto dengan teman sekelompokku.



Setelah berpuas-puas diri dengan berfoto-foto dan tukeran souvenir dengan teman-teman, satu persatu BPD pun berangkat pulang dimulai dari BPD Kediri dan yang terakhir adalah BPD Jabar. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami pun diberangkatkan pulang kembali ke BMB GBI Anugrah.
 Ini foto sebenarnya diambil saat dini hari jam 4 pagi waktu pertama kali menginjakkan kaki di bumi Jogjakarta.. Kami sampai di GBI Anugrah sekitar jam 4 sore. Di sana masih ada BPD dari DKI Jakarta dan aku masih bisa bertemu dengan Jessica. Kereta yang akan kami tumpangi akan berangkat jam setengah 9 dari Statiun Tugu. Kami berencana untuk berjalan-jalan dulu di sekitar Malioboro. Kebetulan Mas Ronal datang bersama Bagas, dan Oomnya. Kami, yang dari Maleber, naik mobilnya dan langsung meluncur ke Malioboro untuk belanja dan makan-makan. Kami berfoto-foto di Tugu dan di depan plang Malioboro. Pokoknya berfoto-foto ria deh. Ini dia fotonya.






Setelah puas berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan untuk makan-makan di lesehan. Kami memesan tentunya yang khas dari Jogjakarta yaitu gudeg kering. Di sinilah tempatnya.

Belum pernah aku merasakan gudeg yang begitu nikmat. Yang kami pesan adalah gudeg telor dengan telor rebus kecuali Bagas yang memesan pecel lele. Kelihatannya enak pecel lele yang dibeli Bagas, tapi aku gak suka lele sebenarnya. Setelah perut kenyang dan puas, kami pun ke seberang jalan untuk membeli pernak-pernik di Malioboro.

Di sana kami belanja banyak barang, mulai dari kaos Jogja, kaos couple, dmpet, bermacam-macam tas dan berbagai pernak pernik lainnya seperti aksesoris dan gantungan kunci. Aku berjalan bareng Petra, dan Bagas sedangkan yang lainnya ambil jalan yang berbeda. Setelah berjalan-jalan cukup lama, kami pun segera naik mobil untuk mengambil barang-barang di GBI Anugrah untuk langsung menuju ke statiun karena waktunya sudah hampir dekat. Kami pun segera masuk dan dalam waktu singkat kami pun sudah sampai di GBI Anugrah lalu kami langsung memasukkan barang-barang kami ke mobil. Yang pertama ke Station Tugu adalah laki-laki dengan membawa barang-barang, sedangkan yang perempuan menunggu. Kebetulan jalanan tak terlalu ramai tapi ketika sampai di statiun, area parkir penuh. Kami pun langsung turun mengangkat barang-barang ke depan statiun. Mobil pun langsung kembali ke GBI Anugrah untuk membawa anak perempuan. Sementara itu kami yang laki-laki membereskan brang bawaan dan membantu teman-teman seBPD Jabar yang lainnya karena untuk kepulangannya kami pulang naik kereta yang sama tapi memang beda angkutan. Kalo kami pergi sendiri, yang lain satu koordinasi.

Teman-teman perempuan seperti Fero, Ivana, Petra, Lena, Bentri pun datang dan teman-teman yang se BPD pun sudah datang. Kami langsung masuk ke peron naik ke gerbong. Kami semua masuk dan tidak ada yang tertinggal. Aku pun bersyukur karena tak ada yang tertinggal, tapi masalah belumlah usai karena rupanya gerbong yang kami masuki diduduki orang lain. Keadaan agak panas tapi untungnya tak terlalu lama. Kami akhirnya duduk juga saat kereta sudah mulai berjalan. Kami sangat kelelahan. Lihatlah foto yang ini


Aku benar-benar sangat lelah sehingga aku pun tertidur selama perjalanan di kereta. Aku tertidur sangat lelap hingga tak menyadari sudah masuk Bandung dan hari sudah menjelang pagi.  Aku pun sampai di Statiun Bandung jam 6 pagi dan aku pulang. Aku sangat lelah. Aku tak bisa lagi menahan kantuk dan di hari Sabtu pagi ketika sampai rumah, aku pun melanjutkan tidurku. Memang, benar-benar perjalanan yang panjang, melelahkan dan menyenangkan.

Aku sangat menikmati liburanku kali ini. Berlibur di daerah pedesaan di Jogjakarta bersama teman-teman baru, merasakan keindahan dan keasrian pedesaan, keramahan penduduk, tidur di tenda yang ketika malam sangat dingin, dan siangnya panas, tak ada kendaraaan bersliweran, sejauh mata memandang hanyalah warna hijau yang menyejukkan mata, saat berjalan dinaungi pepohonan yang rindang, bermain bersama teman, mendapat teman-teman baru, bercanda, bersenda gurau, pokoknya aku sangat puas dengan perjalananku kali ini. Sungguh benar-benar tak terlupakan.

My Long Journey @ Jogjakarta (KKMBI 2012)

Posted by : Unknown
Date :Kamis, 16 Agustus 2012
With 0komentar
Tag :
Next Prev
▲Top▲