Newest Post

Sebatang Lilin Kecil

| Minggu, 29 September 2013
Baca selengkapnya »

Ketika sebuah ruangan yang besar dalam keadaan gelap, suasana sepi, di malam yang gelap, hujan badai, pasti suasananya akan menakutkan apalagi jika ditambah tembakan lampu 'flash' dari langit yang lebih dikenal dengan kilat dan disertai suara gemuruh guntur. Segala macam rasa takut, gemetar mengigil,  dan cemas pasti berbaur, bercampur aduk jadi satu. Namun seketika, kala melihat cahaya kecil suasana hati menjadi lebih baik. Cahaya kecil dari sebuah lilin, cahaya yang hangat, yang menerangi seisi ruangan yang awalnya gelap gulita menjadi remang-remang bercahaya. Suasana hati yang awalnya gundah gulana dan penuh dengan ketakutan menjadi sirna saat melihat cahaya teduh yang dipancarkan oleh lilin kecil tersebut. Lilin itu seperti sebuah harapan bahwa kehidupan masih ada di sana selama lilin itu menyala dan masih bisa dirasakan kehangatan cahayanya. Kilat pun seakan-akan tidak menakutkan lagi melainkan berubah seperti lampu flash yang membantu lilin kecil itu bercahaya, dan gemuruh guntur menjadi sound effect yang merdu.

Sambil terdiam menikmati pancaran cahaya dari lilin kecil, lilin kecil itu mengajarkan suatu pelajaran berharga kepadaku. Dunia itu ibarat sebuah ruangan yang sangat besar, ruangan yang gelap, diterpa badai hujan, kilat dan gemuruh guntur. Suasana yang menakutkan, mencekam, dan dingin. Tak tentu arah dan banyaknya masalah yang terlihat. Tak dapat lagi dikenali lagi siapa kawan siapa lawan, semuanya absurd. Gelap. Lilin kecil itu ibarat suatu kebenaran dari Sang Illahi. Kebenaran absolut yang membuat semua mata melihat, semua telinga mendengar, semua lidah mengecap, semua tangan menggenggam, semua kaki melangkah. Cahaya kebenarannya membuka segala hal yang salah dan menunjukkan kebenaran sebagai suatu yang cemerlang. Walau kesalahan ditutupi dalam gelap, namun jika cahaya kebenaran sudah muncul, segala hal yang tertutup terbuka, tertelanjangi secara utuh. Cahaya walau kecil sumbernya dia dapat mengusir kegelapan yang besar.

Cahaya juga adalah harapan. Harapan adanya sesuatu yang lebih baik daripada kegelapan. Harapan bahwa tak ada yang perlu dicemaskan. Harapan yang tak pernah sirna selama keyakinan masih ada di dalam hati, penyerahan hidup pada apa yang diharapkan. Berharaplah pada Sang Khalik, karena Dia tahu apa yang dibutuhkan oleh manusia karena Dia yang menciptakan manusia. Lilin kecil adalah cahaya kebenaran dan cahaya harapan. Jagalah cahaya itu, janganlah ia sampai padam, karena jika ia padam maka semuanya akan kembali sirna.

Sebatang Lilin Kecil

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 29 September 2013
With 0komentar
Tag :

Goodbye Past! Hello There Tommorrow! Thanks God for Your Presents!

| Sabtu, 28 September 2013
Baca selengkapnya »

Mungkin dari sekian banyak tulisan yang aku buat, mungkin baru kali ini aku menulis judul dengan 10 kata. Judul yang panjang juga ya, padahal ini bukanlah karya ilmiah. Hehehehe...jadi inget waktu dulu SMA bikin karya ilmiah judulnya minimal harus 8 kata hehehe...

Bicara soal waktu, gak ada habis-habisnya deh ngejelasin dengan panjang dan lebarnya padahal waktu itu terbatas tapi penjelasannya bisa tak terbatas walau intinya tuh cuman satu kalimat doang : "Jangan sia-siakan waktu". Ya, intinya cuman satu kalimat yang terdiri dari 4 kata sederhana, namun penjabarannya bisa sangat panjang bahkan sampai bisa dibikin buku segala deh yang sampe ratusan lembar padahal inti dari buku itu hanyalah 4 kata saja. Mungkin judulnya keren-keren misalnya Time Management, Useful Time, Time is Running atau dalam bahasa Indonesia, Tuan Kesempatan, Cara Tepat Mengelola Waktu dan sebagainya, tapi intinya hanya 4 kata saja. Jangan sia-siakan waktu atau yang mirip dengan itu "manfaatkan waktu sebaik-baiknya".

Tenang sobat-sobat, kali ini aku gak bakal jejelin kalian dengan pandangan-pandanganku tentang waktu walau aku punya pandangan sendiri, tapi tiap orang punya pemahamannya tersendiri tentang satu mahluk itu. Tak berwujud, tak bersuara, tak berbentuk, tak bernyawa, namun punya kekuatan yang hebat yaitu dapat membatasi kita yang berwujud, bersuara, berbentuk dan bernyawa padahal dia sendiri tak ada namun dapat membatasi yang ada. Waktu dapat kita ukur, tapi tiap ukuran kita akan berbeda, karena waktu itu sendiri tak ada. Yang ada hanyalah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.

Aku menemukan sebuah gambar yang membuatku berpikir. Sebagai penikmat fotografi tentu aku merenungkannya. Mungkin pemahaman kita berbeda tapi pesannya sangat kuat bagiku jadi daripada aku yang banyak bicara, biarlah si 'gambar' ini yang bicara lebih banyak untuk kalian. Thanks sebelumnya buat temenku, sorry gambarnya main diambil aja tanpa izin hehehee....Ini dia untuk sobat-sobatku


FEE-NAY

Goodbye Past! Hello There Tommorrow! Thanks God for Your Presents!

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 28 September 2013
With 0komentar

Perpisahan

| Minggu, 08 September 2013
Baca selengkapnya »

Waktu seperti berjalan dengan cepat
Meninggalkan aku seorang diri
Hanya terduduk dan terdiam
Tanpa bisa berbuat apa-apa
Yang dapat kulakukan hanya memandang
Memandang kibasan saputangan putih
Dengan corak merah yang membentuk tenunan batik

Kapal itu membawa pergi setengah jiwaku
Selain itu, setengah semangatku
Setengah ragaku
Setengah darahku
Kapal itu membelakangiku
Ketika pintunya tertutup
Aku tak bisa menatapnya kembali
Hanya saputangannya saja yang dapat kulihat

Lautan tak lagi bergelora
Ombaknya seakan membimbing kapal tersebut meninggalkan dermaga
Tak ada lagi burung-burung camar yang terbang
Semuanya terdiam di batu karang
Awan-awan berkumpul
Mentari terhisap ke dalam lautan
Aku masih memandang itu semua
Semuanya berubah kala dia pergi
Aku masih terduduk di dermaga

Saat aku masih di sana
Dan pandanganku masih ke sana
Tiba-tiba kakiku menyentuh sebuah botol
Aku lihat dan memang ada botol kaca
Di dalamnya ada sebuah pesan
Ku angkat lalu ku keluarkan pesan itu
Kalaku baca pesan itu, pesan itu mengubah wajahku
Demikianlah pesan itu

" Perpisahan selalu ada di saat kita berjumpa
Namun bukan berarti perpisahan adalah pemisah kita
Justru perpisahan adalah untuk menyatukan kita
Menyatukan dengan lebih banyak insan
Perpipsahan bukanlah akhir
Dia adalah awal
Awal untuk mengalami perjumpaan yang lainnya
Karena itu
Semoga kita bisa mengalami perjumpaan yang lebih baik lagi
Perjumpaan yang berbeda "

Seketika wajahku tersenyum
Aku pun berdiri dan berteriak ke arah samudera
"Dimana pun kau berada
Dimana pun kau hidup
Kita pasti akan kembali berjumpa"


Perpisahan

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 08 September 2013
With 1 komentar:
Next Prev
▲Top▲