Newest Post

Christmas Story #6 (It's a Gift)

| Selasa, 20 Desember 2011
Baca selengkapnya »
Hari ini aku bermaksud melepaskan penatku dengan berjalan kaki. Aku melangkahkan kakiku ke mana saja ia suka. Mereka membawaku ke rumah teman lamaku. Dia masih di sini. Aku pun mengetuk pintu rumahnya. Rupa dia tak banyak berubah hanya saja dulu waktu kecil dia kulitnya putih, sekarang kemerah-merahan karena diterpa sinar mentari. Tingginya sekarang setinggi aku tapi tetap ada jarak beberapa senti denganku. Kelihatannya dia baru beres melakukan sesuatu. Dia sekarang telah menjadi seorang guru SD. Sebenarnya dia seangkatan denganku namun dia melewatkan kesempatan untuk kuliah hingga akhirnya dia mendapatkan panggilan untuk bekerja menjadi seorang guru. Dulu setelah lulus, dia kerja di Tanggerang, sebulan kemudian dia kembali lagi ke Bandung karena sudah tidak tahan. Sekarang dia menjadi seorang guru SD Makedonia.


Setelah itu seperti biasa kami pun bermain. Kali ini bermain PS 3. Biasanya bermain PS 2 atau PS 1, namun karena sudah bukan zamannya kami bermain PS 3. Sudah lama kami tak bermain dan itu terlihat dari permainan kami terlihat sangat kaku dan lama sekali dalam mulai bermain. Selebihnya kami bermain seperti dulu waktu masih kecil namun kali ini berbeda karena masing-masing dari kami telah menempuh jalan yang benar-benar berbeda. Dulu aku dan dia selalu berjalan beriringan. Laksana bulan dan bumi, laksana sepasang sepatu, laksana  tubuh dan jiwanya. Bahkan pernah ada yang mengira kalau kami adalah saudara kembar karena kami dulu sangat kompak bahkan biang keladi dari semua masalah juga. Hmm, masa lalu yang indah.

Dulu taman persahabatan kami begitu indah dan terawat. Setelah lulus SD, kami berpisah. Aku pergi ke pusat kota untuk belajar dan dia tetap di sana karena keuangannya tak mencukupi namun kami masih tetap beriringan dalam melangkahi hidup dan hari-hari sampai kami SMA, semuanya berubah. Taman persahabatan kami yang dulu selalu ramai walau tak sesering waktu SD kini terlihat sepi, tak terawat dan bahkan seperti ditinggalkan. Baru kali ini aku berjumpa lagi dengannya dan kini kami sepakat untuk tetap melanjutkan persahabatan yang pernah kami pupuk sejak kecil.

Sore itu selepas bermain, kami pun mulai memperbincangkan banyak hal. Banyak yang kami bicarakan, namun ada satu kisah tentang dirinya yang membuatku berpikir. Dia lulus SMA dan tentunya belum mendapatkan gelar apapun, namun dia boleh bekerja di sana bahkan hari ini dia mendapat THR padahal gelar belum ada, kerja juga baru beberapa bulan. Tapi satu kalimat yang dia katakan, bahwa itu semua adalah kemurahan. That's a gift from God. Dia juga bilang untuk melakukan pay it forward. Meneruskan kebaikan Tuhan pada yang lainnya yang membutuhkan.

Generosity. Itu juga makna Natal yang aku pelajari hari ini. Tuhan itu memberikan kemurahan pada umat manusia, human kind. A gift. The gift is safety. Keselamatan. Lihatlah pada teman lamaku ini. Tuhan begitu peduli pada kita. Tidak hanya pada hal remeh seperti uang, tapi dia dengan rela memberi kita keselamatan supaya kita bisa hidup bersama Tuhan sampai kekekalan.

Makna Natal hari ini Kemurahan

Christmas Story #6 (It's a Gift)

Posted by : Unknown
Date :Selasa, 20 Desember 2011
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲