Newest Post

Keisengan yang Berbeda

| Minggu, 06 Januari 2013
Baca selengkapnya »
ISA
(kepada Nasrani sejati)

Itu tubuh
Mengucur darah
Mengucur darah
 Rubuh
Patah

Mendampar tanya: Aku salah?

Kulihat tubuh mengucur darah
Aku berkaca dalam darah

Terbayang terang di mata masa
Bertukar rupa ini segera

Mengatup luka
Aku bersuka

Itu tubuh
Mengucur darah 
Mengucur darah




Pernah melihat puisi ini? Aku rasa ini adalah puisi yang hampir gak pernah dibahas di sekolah menengah, dan tahukah kalian siapa penulis puisi ini siapa? Dia adalah sang pujangga, Chairil Anwar.

Puisi ini aku dapatkan secara iseng saat aku sedang menunggu download flm yang cukup lama, dan aku lagi baca-baca artikel hingga mataku tertuju pada tulisan "Isa-Chairil Anwar". Aku pun langsung mencarinya di mbah Google dan tak lama aku klik sebuah link dan aku dapatkan puisi ini. Ketika aku pertama kali membacanya aku masih tak mengerti maksud dari puisi ini. Aku baca berulang-ulang hingga gak kerasa udah beres download dan ketika aku mencari kisah dibalik puisi ini rupanya yang melatarbelakanginya adalah akibat dari kebiasaan Chairil Anwar mengutil buku dari sebuah toko buku terkemuka pada zamannya yaitu toko buku Van Dorp, yang dulu milik Belanda di zaman penjajahan.

Awalnya Chairil Anwar yang maniak buku bersama rekan sejawatnya, Asrul Sani, hendak mengutil buku Friedrich Nietzsche, Also Sprach Zarathustra. Buku itu mirip sekali sampul luarnya dengan Buku Injil. Ketika itu Chairil mengambilnya dan langsung keluar toko buku tersebut. Ketika dicek, rupanya yang diambil oleh Chairil adalah Buku Injil bukan buku Nietzsche. Tapi memang Chairil Anwar adalah maniak buku dan tentu ia tak menyia-nyiakan buku hasil ngutilnya tersebut, dan rupanya dari Injil tersebutlah Chairil Anwar merasa menemukan sesuatu dan menulis puisi yang berjudul "ISA".

Puisi itu menjelaskan tentang proses penyaliban Isa Almasih atau dikenal juga Yesus Kristus. Di puisi itu dijelaskan bahwa darah-Nya mengucur dan saat itu Chairil Anwar menatapnya dia melihat darah yang mengucur tersebut dan timbul dalam benaknya bahwa ia salah. Namun dia menemukan sebuah pengharapan ketika melihat darah yang mengucur tersebut. Yaitu harapan untuk hidup bersama Isa.

Aku pun sebenarnya bingung dengan puisi itu, seperti misteri bahkan aku sendiri belum mengerti kenapa aku mempostingnya di blog, namun ada suatu dorongan yang kuat yang membuatku memposting di blog. Semoga yang membacanya mendapat sebuah pencerahan dan pengharapan.

Amen......

Keisengan yang Berbeda

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 06 Januari 2013
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲