Newest Post

Terima Kasih Hujan

| Minggu, 05 Maret 2017
Baca selengkapnya »

Hari berganti hari
Perjalanan demi perjalanan
Beban saling menumpuk beban
Kanan yang melengkapi kiri

Di kala senja yang teduh dan tenang
Setelah sepanjang hari terik
Awan-awan kelabu mulai berkumpul
Mereka sedang mengamat-amati permukaan bumi
Mereka berdiskusi sambil bergesek satu dengan yang lain
Gesekkannya awalnya pelan
Namun makin lama semakin cepat
Sehingga mereka menjatuhkan tombak petir

Saat itu mataku sedang menatap ke arah mereka
Hujan akan datang, begitu pikirku
Aku sedang dalam perjalanan
Aku harus bergegas sebelum hujan turun
Pikiranku kacau kala itu
Penuh dengan kegelisahan
Penuh dengan kebingungan
Penuh dengan ketakutan
Penuh dengan keraguan
Penuh dengan kemuakan
Penuh dengan kelelahan
Penuh dengan pikiran negatif

Selang tak berapa lama
Tetes-tetes air hujan jatuh di jalanan
Membuatku berhenti untuk mengenakan mantel hujan
Makin lama makin banyak tetes-tetes air
Tetesan air itu akhirnya menjadi hujan
Hujan yang sangat deras
Disertai angin kencang
Tombak petir yang menghujam permukaan bumi
Kilatnya menyilaukan mataku
Membuat jalanku lambat dan goyah
Hujan membasahi seluruh tubuhku
Dari kepalaku
Meluncur
ke leher
menembus sampai dada
menembus isi kepalaku
mendinginkan kepalaku
mendinginkan dadaku

Dari bawah gerombolan banjir menghadangku
Membasahi sepatuku
Membasahi kakiku
Menembus saraf di kaki
Membasahi celanaku

Tanpa berhenti kulanjutkan jalanku
Tanpa mengeluh aku lanjutkan
Justru aku teringat ketika kecil
Aku menari bersama hujan
Aku bernyanyi bersama suara petir
Aku berposer bersama sambaran kilat
Aku bermain bersama banjir

Hujan membasahi seluruh tubuhku
Mendinginkan tubuhku
Mendinginkan kepalaku
Mendinginkan jiwaku
Hujan mengajakku menari
Mengajakku bernyanyi
Mengajakku berpose
Mengajakku bermain

Terima kasih hujan
Sahabat karibku
Sahabat setiaku

Terima kasih hujan
Untuk kado terindahmu

Terima Kasih Hujan

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 05 Maret 2017
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲