Newest Post

Hidup yang Berputar-Putar

| Rabu, 21 Agustus 2013
Baca selengkapnya »
Pernah melihat pusaran air di wastafel? Atau tempat cucian piring, atau setidak-tidaknya di kakus? Coba deh iseng waktu liat pusaran air di situ, kamu taruh satu benda yang mengapung, misalnya gabus di bagian paling luar dari pusaran itu, misalnya di pinggir wastafel deh. Nah perlahan si gabus itu akan mengikuti pusaran air tersebut, ikut berputar dan pada akhirnya sampai di pusat putaran air tersebut.

Pernah gak merasa kalau hidup kita itu sama seperti gabus yang ada dalam pusaran air itu? Lho apa hubungannya nih? Begini nih hubungannya, salah satu contoh yang paling sederhana deh. Apakah kamu punya kamar sendiri? Kalau punya pertanyaan selanjutnya berapa waktu yang kamu habiskan di kamarmu? Tentunya banyak dong ya. Sadar gak, pada suatu kali ketika kamu pergi ke suatu tempat yang jauh dan menemukan satu tempat yang istimewa tiba-tiba merasa homesick  dan ingin pulang walaupun tahu itu tempat istimewa namun karena homesick ingin kembali ke rumah, ke kamarmu? Pasti suatu saat itu yang akan terjadi dan udah banyak terjadi pada teman-temanku yang kebetulan ngekost. Mau sebagus apapun tempat kostannya, tapi tetep merindukan tempatnya di rumah sana.

Hidup manusia itu sama seperti jam dinding. Berputar-putar. Sesungguhnya manusia mau sejauh apapun dia melangkah, dipastikan akan kembali lagi ke tempat asalnya. Mau melakukan hal yang luar biasa pun, pasti setelahnya akan kembali ke awalnya, bahkan walau peradaban dunia sudah makin jauh ke depan, tapi manusia masih saja ingin kembali mundur ke belakang, mencari tahu tentang asalnya. Itulah sebabnya muncul teori yang kita kenal seperti teori Big Bang lah, Teori Evolusi, Teori Kuantum dan teori-teori lainnya yang seolah-olah nampak seperti flash back ke masa lampau, back to origin.

Setiap usaha manusia itu sesungguhnya sama seperti kata seorang Pengkotbah, sama seperti usaha menjaring angin, artinya tak ada gunanya manusia melakukan usaha itu. Dari pagi sampai siang bahkan sampai ketemu pagi lagi, usahanya tidak ada artinya yang ada hanyalah melelahkan badan saja. Mata tak puas melihat, mulut tak puas mengunyah, tangan tak ada hentinya bekerja. Padahal yang dilakukannya tetap sama, berputar-putar saja dan tak ada yang berbeda. Orang mungkin mengatakan ini baru padahal itu sudah ada.

Pernah merasa bosan? Tentu pasti merasa bosan. Kenapa ya rasa bosan itu bisa muncul? Itu dikarenakan kita melakukan sesuatu yang sama dalam waktu yang cenderung lama dan biasanya itu karena melakukan kegiatan monoton. Memang dalam beberapa hal, hal yang monoton tidak menjemukan, namun sampai berapa lama? Tentunya ada batasnya dan itulah sebabnya kenapa ada waktunya rehat. Namun tetap saja, sama seperti prinsip jarum jam. Kembali lagi ke asal. Kembali lagi monoton, kembali lagi liburan, kembali lagi semangat, kembali lagi bosan. Memang ini hal yang biasa namun justru inilah yang membuatku terhenyak. Manusia memang pada dasarnya tidak akan kemana-mana. Tetap berada pada porosnya. Sama seperti bumi, yang berputar pada porosnya dan berevolusi pada matahari, manusia juga akan tetap di tempat yang sama, berputar-putar dan tidak kemana-mana.

Nah lantas buat apa kita hidup? Kalau kerangka berpikir kamu hanya di dalam sini maka kamu pasti akan berpikir manusia hidup hanya untuk mati. Kalau kerangka berpikirnya seperti itu lalu apa gunanya hidup? Namun sesungguhnya seperti ini saja, ketika sebuah kereta melewati sebuah lorong, di dalam lorong itu ada banyak persimpangan yang masing-masing menuju ujung yang lain dan berbeda. Setiap pilihan lorong yang dipilih akan menentukan apa yang akan didapatkan di ujung lorong. Sikap kita dalam hidup itulah yang menentukan akhirnya. Hidup kita seperti antara dua jendela. Jendela pertama adalah hidup dan jendela kedua adalah mati. Bukan kedua ujung jendela yang menentukan apakah jendela itu bagus, tapi isi dari jendela itulah yang menentukannya. Proses dalam hidup itu yang penting. Mungkin kita berputar-putar saja, tapi apakah kita  berputar dengan cara yang biasa, atau dengan cara yang luar biasa? Itulah yang menentukan nilai hidupmu.

Hidup yang Berputar-Putar

Posted by : Unknown
Date :Rabu, 21 Agustus 2013
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲