Di antara dua dunia
Berdiri
Teguh
Tegap
Tak bergeming
Menantang ombak
Menantang angin
Menantang hujan
Menantang terik mentari
Di sisi lain
Tempat berlindung bintang laut
Tempat berlindung kepiting kecil
Tempat berlindung keong
Tempat berpijak tanaman laut
Tempat untuk mahluk yang lemah
Megahnya dirinya
Membuatnya sombong
Meremehkan segala hal
Serasa dewa
Tak dapat dikalahkan
Hingga tiba waktunya
Palu dan paku kecil datang
Memukul secara halus di tubuhnya
Mengikis badannya yang megah
Membuatnya terbelah
Menjadi kepingan-kepingan
Kebesarannya tak terasa
Semua hilang lenyap
Tak lagi sebagai pelindung
Terseret-seret ombak
Bergeser diterjang angin
Tanpa jejak
Karena keangkuhannya
Puisi ini mengingatkanku agar tetap rendah hati karena ada saatnya berdiri di atas dan terduduk di bawah.
Jam 20.45 ketika lagu "Jalan Panjang" bersenandung dari Saykoji.