Newest Post

Staring To The Stars

| Senin, 05 November 2012
Baca selengkapnya »


Menatap langit malam di Kota Bandung kali ini seperti tak melihat apapun. Kenapa? Karena yang ada hanyalah langit malam yang gelap. Terkadang muncul poernama menemani kesunyian malamku, namun bintang-bintang teman waktuku kecil tak terlihat sama sekali. Mungkin ini karena asap pabrik yang menghalangi sinar bintang yang begitu redup sehingga tak dapat dilihat dengan mata telanjang atau mungkin mungkin bintang-bintang temanku itu sudah menjadi tua sehingga cahayanya sudah tak seterang dahulu saat aku masih bocah.

Aku rindu untuk kembali menatap bintang-bintang di langit malam. Dulu waktu aku kecil kedua orangtuaku pernah berkata padaku kalau punya cita-cita itu harus setinggi bintang di langit. Aku pernah menggantungkan cita-citaku di langit bersama bintang-gemintang, namun karena terlalu tinggi cita-citaku pun terbang tinggi bersama dengan bintang-bintang sehingga kini hanyalah angan-angan. Namun dulu walau cita-cita itu serasa jauh, namun selalu senang ketika aku membayangkannya menjadi seperti apa yang aku impikan.

Kini bintnag-bintang lama tak muncul. Sejak aku masuk ke SMP, sudah jarang aku melihat teman-temanku itu. Aku baru bisa bertemu dengan mereka hanya kalau aku mendaki gunung dan bermalam di gunung. Pernah satu kali ketika aku camping di gunung waktu aku SMP, aku kembali bertemu dengan sahabat lamaku yaitu bintang-bintang dan poernama yang selalu menemaniku dalam kesunyian malam.

Aku suka berimajinasi berbicara pada mereka.
"Halo poernama dan halo para bintang! Apa kabarmu?"
"Kami baik-baik saja"
"Ohya ceritakan donk kalian kemana aja belakang ini. Aku ingin tahu"

Begitulah percakapan imajinasiku bersama poernama dan bintang-bintang di langit malam. Walaupun gelap keadaannya namun aku merasa tenang karena ditemani oleh mereka semua. Kini aku benar-benar seorang diri. Hanya poernama yang menemaniku tanpa bintang-bintang. Suasana langit yang dulu selalu semarak dengan keberadaan mereka kini musnah. Benar-benar sepi. Apakah ini karena asap-asap pabrik, atau asap-asap kendaraan, atau asap gunung berapi atau asap-asap lainnya? tAtaukah mereka semua sudah terlalu tua sehingga tak dapat lagi memancarkan cahayanya? Aku tak tahu apa jawabannya. Akan kutanyakan nanti ketika aku bertemu mereka tentunya dengan imajinasi.

Satu hal yang kuharapkan saat ini adalah aku ingin menatap langit malam. Biarlah tak ada bintang-bintang sahabatku, setidaknya aku dapat mengukir wajah-wajah sahabatku dengan jariku di lembaran langit. Siapa tahu nanti bintang-bintang akan datang memberi sinar pada ukiran-ukiran jemariku. Atau mungkin kan kuukir wajah seorang gadis yang tak kutahu sapa namun wajahnya familiar. Biarlah itu menjadi keangan tersendiri bagiku. Poernama, katakanlah aku merindukan mereka para bintang sahabatku.

Staring To The Stars

Posted by : Unknown
Date :Senin, 05 November 2012
With 0komentar
Tag :
Next Prev
▲Top▲