Newest Post

Learning from Nature : Burung Rajawali

| Sabtu, 20 Oktober 2012
Baca selengkapnya »

Kalau aku sedang ke kebun binatang atau ke tempat wisata yang terdapat binatang liar, tempat yang pertama kali aku kunjungi adalah pasti burung-burung. Mulai dari burung cendrawasih yang punya ekor yang indah sampai burung rajawali. Seetiap aku melihat burung rajawali, aku suka berdiri di depannya cukup lama. Aku suka mengamat-amati burung rajawali. Aku perhatikan paruhnya yang tajam, tatapan matanya yang tajam melihat jelas kepadaku. Dalam imajinasiku, aku suka membayangkan kalau rajawali itu sedang berbicara padaku. Membicarakan filsafat-filsafat dan pemikirannya seandainya dia seperti manusia.

Bicara soal burung rajawali, ada banyak hal yang bisa dipelajari dari burung rajawali ini dan kebetulan tadi aku baca-baca kisah tentang rajawali and you know? Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari burung yang satu ini bahkan seingatku, Alkitab, Weda, Tripitaka, Alquran mencatat tentang burung yang satu ini. Apa aja sih? Let's us see

1. Penerjang badai
Burung rajawali adalah burung penerjang badai. Ketika badai datang, burung rajawali akan tetap terbang bahkan akan terbang lebih tinggi dari awan badai hingga menembus awan. Tahukah kamu kenapa? Rupanya berdasarkan penelitian,  keadaan di atas awan badai sungguh tenang dan tak terjadi badai seperti di bawah awan badai sehingga bagi rajawali, dia akan bisa terbang tanpa menggunakan kekuatan lebih banyak.

Apa pelajaran hidupnya? Masalah yang kita hadapi di hidup ini sama seperti awan badai. Nah disinilah pilihan kita dalam menghadapi 'awan badai' masalah kita. Apakah kita akan menghadapinya dan menerjangnya seperti burung rajawali atau malah undur teratur dan bersembunyi di balik 'pohon'? Tuhan memberikan kita kekuatan seperti rajawali untuk menghadapi masalah yang kita hadapi, sekarang pilihannya mau dipakai untuk 'terbang ' lebih tinggi atau 'berlindung' di bawah pohon?


2. Pencari mangsa tercekatan
Burung rajawali memiliki mata yang tak dialiri oleh darah tapi cairan bening untuk memberi makanan pada bola matanya sehingga mengakibatkan dia dapat melihat dengan baik objek bergerak pada jarak 5km walaupun objek tersebut bersembunyi pada rerumputan. Burung rajawali selalu fokus pada apa yang dia incar walau dia tahu ada hambatan atau tantangan, tapi dia fokus pada tujuannya yaitu mencari mangsa.

Pelajaran apa yang kita bisa ambil? Nah kita harus memiliki tujuan dalam hidup ini. Mungkin berat kali ya bahasanya sederhananya ngapain sih hidup? Nah setelah kita tahu untuk apa hidup ini, kita perlu melakukan pergerakan yang membuat kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Setiap kita punya tujuan hidup yang berbeda dan khusus dalam dunia ini. Ini semua sudah diatur oleh Tuhan. Yang harus kita lakukan adalah tanya Tuhan dan lakukan apa yang ingin Tuhan kita kerjakan dalam hidup ini.


3. Pemilik umur tertua dari segala aves
Tahu gak kamu kalau burung rajawali itu seumuran lho ama manusia. Ah masak? Beneran, tapi itu tergantung pilihan burung rajawalinya juga sih sebenarnya. Jadi burung rajawali paling tua bisa mencapai umur 70 tahun, tapi bisa juga hanya 40 tahun. Nah dari kedua hal inilah rajawali harus memilih apakah dia akan hidup hanya 40 tahun atau 70 tahun. Sekedar info, ketika rajawali umurnya mendekati 40 tahun, maka bulu-bulunya itu makin lebat, cakarnya makin tumpul dan paruhnya juga makin tumpul dan makin bengkok. Jika dia tidak melakukan transformasi, dia hanya akan mencapai umur 40 tahun, tapi jika ia bertransformasi, dia bisa mencapai 70 tahun. Nah bagaimana cara transformasinya? Burung rajawali akan terbang ke gunung yang tinggi dan membuat sarangnya. Nah saat itu adalah saat paling kritis buat burung rajawali. Pertama dia menghancurkan paruhnya yang bengkok dengan cara mematuk-matukkannya ke batu cadas hingga benar-benar hancur. Nah setelah beberapa waktu, paruhnya yang baru akan tumbuh. Paruh yang runcing dan kuat. Setelah itu dia akan memotong kuku-kukunya dengan cara mematahkannya menggunakan paruh baru. Bayangkan, kuku jarimu digigit pake gigi barumu yang kuat. Seperti itulah. Setelah beberapa waktu cakar barunya akan tumbuh kembali dengan yang lebih tajam. Kemudian dia akan mencakar sayapnya yang telah lebat dengan bulunya hingga botak. Sayap botak. Bayangin kamu mencakar tubuhmu yang berambut lebat dengan kuku jarimu. Kebayang gak? Engga ya? Serem sih. Berdarah gak? Jelas berdarah. Darahnya mengalir dengan deras. Tapi setelah itu bulunya yang baru akan tumbuh. Berapa lama sih prosesnya? Prosesnya sekitar 6 bulan dan setelah itu rajawali akan menyongsong 30 tahun sisa hidupnya.

Apa yang bisa kita pelajari? Hidup juga sebuah proses man. Kita mungkin pernah mengalami hidup yang terasa garink abis dan saking garinknya ampe berbunyi kriuk-kriuk deh tuh krupuk kalo dimakan. Eh kok jadi ngomongin krupuk ya? Balik lagi ok. Nah ada saatnya kita benar-benar merasa hidup itu mengalami kekeringan. Tapi ingat, sama seperti rajawali, apakah kita akan melanjutkan hidup kita atau berhenti saja? Saat yang paling baik, tempat yang paling baik untuk menyegarkan hidup kita lagi adalah dengan kembali kepada sumber hidup yaitu Tuhan. Tuhan ingin agar kita kembali pada-Nya makanya ada namanya kekeringan hidup. Segeralah mendekat pada Tuhan jika kita mengalaminya agar kita dipulihkannya.


Sama seperti burung rajawali. Terbanglah tinggi melebih awan-awan, mengatasi badai hidup, melompati batas-batas kenormalan yang dibuat oleh sekeliling kita. Jadilah berbeda. Tunjukkan gayamu.


Sumber : http://elektron17.wordpress.com/
dengan perubahan seperlunya

Learning from Nature : Burung Rajawali

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 20 Oktober 2012
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲