Newest Post

Belajar Seperti Gunung Api

| Sabtu, 11 April 2015
Baca selengkapnya »
Halo-halo...teman-teman baca semuanya! Apa kabarnya nih? Biasa banget kah atau ya biasa ajalah keadaannya? Kalau aku sih biasa banget di luar tapi luar biasa di dalam. Hahahahaha.....
Tulisanku kali ini akan bercerita tentang gunung api lho. Kalau ada yang takut buat bacanya, boleh kok gak ngelanjutin. Tapi pasti nyesel deh kalo gak ngelanjutin bacanya karena kalian hanya akan menyia-nyiakan waktu kalian untuk mengklik link ini. Jadi saranku sih terusin aja ya bacanya, kalau boleh dishare juga. Hehehehe......(ngarep)


Kalau melihat gambar gunung berapi itu, apa sih yang teman-teman pikirkan pertama kali? Pasti yang pertama adalah bencana alam, lalu selanjutnya awan panas atau orang Jawa bilang wedush gembel dan selanjutnya pasti tentang hujan abu, lahar dingin dan kekeringan. Ya aku bilang benar sih, dan tidak ada yang salah. Tapi, terkadang aku suka berkhayal andai gunung berapi tersebut adalah sesosok manusia, maka manusia seperti apakah dia?

Aku pun mulai berkhayal bahwa gunung berapi itu diibaratkan sesosok manusia. Jika dilihat perilakunya, dia selalu menyemburkan segala sesuatu dari lubang kawahnya. Semuanya dia berikan, baik itu adalah lahar, lava, batuan panas, abu vulkanik, awan panas dan api tentunya. Kalau aku perhatikan maka sifat dari gunung berapi adalah memiliki totalitas dalam tindakannya. Dia selalu memberi dan bahkan memberi semua yang ada dalam isi perutnya. Dari hal ini aku belajar bahwa seharusnya manusia bisa belajar seperti gunung berapi. Belajar apa? Yaitu belajar untuk memberi tanpa menunggu-nunggu, memberi dengan kemampuan maksimal dan dengan sungguh-sungguh. Pernah lihat gak gunung berapi yang udah mau meletus, eh yang keluar cuman awan panas tanpa ada yang lainnya? Gak pernah kan. Sekalipun diawali dengan awan panas, tapi pasti selalu ada rentetan kejadian selanjutnya seperti adanya lahar.

Pelajaran lainnya adalah gunung berapi itu sifatnya selalu memberi dan tak pernah menuntut untuk mendapat balasan. Iya 'kan? Itu artinya sama juga dengan mengasihi dengan tulus, tidak hitung-hitungan untung ruginya. Coba bandingkan dengan kita sendiri deh, apakah kita sudah seperti gunung berapi itu dalam hal memberi? Jangan bilang aku menggurui kalian ya, tapi aku juga belajar kok bareng-bareng ama kalian karena aku juga baru menemukan ini ketika melihat gunung berapi lho.

Pelajaran terakhir yang aku bisa ambil dari gunung berapi adalah selalu menerima tanpa mengeluh. Ketika hujan turun, kawahnya pasti terisi air, dan tidak mungkin gunung berapi mengelaknya. Selain itu ketika ada orang melemparkan sesuatu ke dalam kawahnya, ia hanya bisa menerima dan tidak menolaknya. Pelajaran berikutnya adalah bersabar dalam setiap keadaan. Jangan cepat bereaksi karena lingkungan sekitar. Selain itu jangan mengingat-ingat kesalahan yang dilakukan orang lain hingga akhirnya malah menjadi dendam tetapi biarkanlah itu menjadi 'terbakar' di dalam 'kawah'-mu dan lanjutkanlah hidup.

Itulah tiga buah pelajaran yang aku ambil dari gunung berapi. Mungkin inilah mengapa kita perlu kembali belajar pada alam, karena dari alamlah segala ilmu berasal. Semoga tulisanku kali ini benar-benar berbobot ya buat teman-teman baca semua. Selamat belajar!

Belajar Seperti Gunung Api

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 11 April 2015
With 1 komentar:
Next Prev
▲Top▲