Newest Post

The Last Note in 2012

| Senin, 31 Desember 2012
Baca selengkapnya »
Beberapa jam lagi, tahun 2012 bakal berakhir. Itu artinya genap 366 hari X 86400 detik waktu yang telah aku habiskan selama setahun ini. Sebenarnya tak kerasa si 2012 akan berakhir juga sekarang. Tahun ini banyak 'letupan-letupan' yang terjadi dalam hidupku. Laksana mercon yang meletus tiba-tiba karena adanya bunga api, laksana letupan uranium yang tak terkendali sehingga menjadi ledakan nuklir, laksana ledakan Gunung Merapi yang tiba-tiba dan melululantahkan kehidupan di kaki Gunung Merapi beberapa waktu yang lalu, laksana ...eh kok jadi ngebahas bencana gini sih? OK deh balik lagi ke topik awalnya ya.

Selama aku mengarungi kehidupan di 2012 ini, aku seperti naik kapal dan Tuhanlah sang Nahkoda dalam kapal kehidupanku. Kehidupan terkadang tak berjalan sesuai dengan rencana awal yang telah kubuat. Adakalanya dalam mengarungi 'lautan' 2012 ini aku harus memutar haluan karena ada 'badai-badai' yang menghalangi. Awalnya aku kecewa kenapa mesti berputar haluan karena menurutku itu yang terbaik, tapi rupanya Sang Nahkoda Kehidupan lebih tahu daripadaku. Ia navigator hidupku, dan saat putar haluan dan mengikuti petunjuk-Nya, ternyata hasilnya lebih dari yang kuharapkan. Ini benar-benar terbukti dalam hidupku yang sesungguhnya. Aku gak bakal bahas banyak hal tapi ada satu hal yaitu saat aku mengorbankan kesukaanku untuk Tuhan, Dia memberiku hadiah yang besar, yang tak pernah kuduga yaitu aku dapat nilai tinggi di beberapa mata kuliah yang aku sebenarnya gak terlalu bisa.

Tahun ini juga aku banyak di-'tabrak'an dengan orang-orang yang belum pernah aku ketahui sebelumnya yaitu aku masih ingat waktu bulan Juli aku ikut KKMBI di Pakem, Sleman, Yogyakarta, disana aku bertemu dengan banyak pemuda-pemudi Baptis yang ikut kemah di sana. Dari belahan Indonesia dan beberapa yang kukenal yaitu Jessica, Clarisha, Yosia, Daniel, Niel, Ahmad a.k.a Dhiela a.k.a Nur, Mba Kerin, Pupung, Bosman, Dira, Dipta,Gaby, Andy,dan beberapa hampir aku lupa. Maaf ya teman-teman baruku. Dari mereka aku belajar banyak hal salah satunya belajar berbagai macam pendekatan untuk melobi orang dan dari mereka pula aku jadi punya mimpi untuk menulis. Entah artikel kah, puisi kah, atau cerpen.

Tahun ini juga aku hampir banyak bepergian seperti ke Yogyakarta waktu kemarin KKMBI, lalu ke Pangandaran lagi untuk kedua kalinya waktu liburan Idul Adha. Sebenarnya aku ingin banget ke Kepulauan Seribu tapi rasanya belum kesampaian

Catatan terakhirku di akhir tahun ini aku bisa reunian dadakan dengan teman-temanku yang ada di SD Advent. Yah akhirnya ketemu juga dengan beberapa teman lamaku dan diantaranya ada Agung yang kini di ITHB, terus ada Anggi yang kini di Unikom, terus ada Aris, dia sudah punya jambang rupanya lalu ada Icha, udah ber-'bintang' tuh wajahnya, terus ada Gladys yang gak banyak berubah sih sebenarnya, terus ada Staney, aku hampir tak mengenalinya waktu dia datang. Banyak yang berubah, terus ada Adrian, makin gondrong aja sejak terakhir aku ketemu di jalan, terus ada Hans yang masih sama, lalu ada Darien yang kayaknya makin gede aja tuh kepala, gede dalam arti sebenarnya ya. Lalu ada Strabo, aku juga tak mengenalinya dia kurus sekarang. Aku cukup senang bisa bertemu mereka, namun ada satu hal yang sebenarnya kusesali, rupanya Anggi, Aris dan Strabo adalah perokok. Aku sedih banget. Aku selalu pegang prinsip untuk tidak merokok dan mereka ternyata perokok, padahal aku yakin di sekolah maksudku dari SMA pasti ketat tuh, tapi kok bisa. Aku benar-benar gak habis pikir kok bisa gitu ya? Hmm, tapi sudahlah setidaknya ini jalanku untuk menyadarkan mereka kalau merokok itu sama aja ngebakar duit. Mungkin bukan sekarang, tapi aku yakin bisa mengubah paradigma mereka.

Terakhir sebagai penutup catatanku ini,
Goodbye 2012, thankyou for your adventure.
God bless us Every One

The Last Note in 2012

Posted by : Unknown
Date :Senin, 31 Desember 2012
With 0komentar
Tag :

Catatan Akhir Tahun 2012

| Jumat, 28 Desember 2012
Baca selengkapnya »
Tak terasa tinggal beberapa hari lagi aku bakal menemui akhir. Akhir dari apa? Akhir dari kalenderlah, masa akhir dunia, tapi aku suka berpikir bagaimana kalau besok adalah akhir dari dunia alias kiamat? Apa yang akan terjadi nanti? Apakah akan terjadi seperti yang ditayangkan di film-film Hollywood contohnya tentang akhir dunia tuh kayak film "2012", trus film "The Day After Tomorrow" atau mungkin seperti film "Knowing" ?

Beberapa waktu lalu aku masih ingat kemarin tuh lagi heboh kalo kiamat akan datang tanggal 21 Desember 2012. Kenapa tanggal segitu ya? Kenapa gak tanggal 20 Desember 2012 aja atau tanggal 12 Desember 2012? Kan tanggal cantik tuh ya. Itu sih menurut perhitungan kalender suku Maya. Tapi rupanya sekarang sudah tanggal 28 Desember 2012 dan kiamat yang diisukan telah diketahui oleh suku Maya itu hanya isu belaka dan baru diketahui kalau kalender suku Maya merupakan long count calendar, yaitu kalender dengan masa panjang, bukan seperti kalender Gregorian yang kita pakai sekarang ini. Kalender suku Maya itu yang merupakan long count merupakan perhitungan berdasarkan pergerakan bintang-bintang dan planet yang ada di sistem tata surya dan rupanya saat diteliti posisi pergerakan itu terus berulang dalam beberapa masa. Masa kalender suku Maya memang berakhir di tanggal 21 Desember 2012 kalau dihitung berdasarkan kalender Gregorian, tapi habisnya kalender suku Maya bukanlah artinya habisnya dunia. Sama kayak kalender kita tahun 2011 kemaren, habisnya masa kalender 2011 bukan artinya kesudahan dunia kan? Tapi ada aja orang iseng yang bilang habisnya masa kalender suku Maya adalah kesudahan dunia. Ada-ada aja ya.

Nah sambil iseng-iseng buka twitter kemarin, ada yang retweet sebuah quote. Di situ dibilang bahwa
"Saya tidak takut jika tanggal 21 Desember merupakan akhir dari dunia. Yang saya takutkan adalah jika besok tidak kiamat dan keadaan dunia tidak berubah menjadi lebih baik, melainkan menjadi lebih buruk."

Perkataan itu sempat membuatku terdiam selama beberapa saat sambil merenungi maksud kata-katanya. Aku coba kembali memikirkan tentang kiamat. Kalo seandainya kemarin kiamat terjadi, artinya dunia berakhir, dan itu artinya juga bencana dahsyat seperti global warming tidak akan terjadi lalu gak usah kuliah lagi, gak usah susah cari kerja, gak usah repot membiayai hidup lagi. Selain itu gak perlu mengalami yang namanya wabah penyakit menular, gak perlu merasa kekeringan dan kehausan lagi dan gak perlu berpolitik lagi dan melihat pejabat-pejabat di teve yang berakting bersandiwara terus ketemu Tuhan deh dan hidup bahagia selamanya.

Tapi dengan fakta sekarang ternyata kiamat belum terjadi kemarin, artinya bencana global pasti akan dihadapi seperti global warming, penaikan level ketinggian laut, kepunahan satwa, kesulitan makanan dan air bersih, polusi tiap hari, terus korupsi tiap waktu, bencana-bencana hebat lainnya. Apakah dunia akan menjadi lebih baik seterusnya kalau begitu setiap waktu? Buang sampah sembarangan, pohon-pohon ditebang secara liar, penggunaan alat elektronik yang berlebihan, pembakaran sampah dan beragam hal lainnya. Apakah tidak lebih baik kalau kiamat saja daripada menghadapi itu semua?

Beberapa hari lagi kita akan menghadapi akhir tahun. Aku tak tahu apakah di tahun yang baru akan menjadi lebih baik atau mungkin lebih buruk. Mungkin ada kebiasaan yang biasa kita lakukan yaitu membuat resolusi akhir tahun dan harapan di tahun baru. Bagiku itu oke oke saja, tapi tampaknya percuma. Ketika bulan Januari wuih apinya masih gede, bulan Februari masih ada, Maret udah mulai berkurang dan berakhir di bulan April masih inget atau enggak tuh ama resolusi akhir tahun dan harapan tahun baru.

Lalu bagaimana untuk menghadapi tahun baru? Sekarang begini saja, bagaimana untuk menghadapi hari esok? Jangan berpikir terlalu jauh saja. Pikirkan saja besok mau ngapain. Langkahi tiap hari dengan penuh makna jangan sekedar lewat saja di hari itu karena siapa tahu hari itu adalah hari terakhir jadi penuhi hari itu dengan sesuatu yang bermakna. Aku sih gak muluk-muluk. Seperti yang kubilang tadi, jalani hidup dengan penuh makna.

Sebagai penutup, selamat Tahun Baru 2013. Semoga Tuhan menyertai kita dalam segala langkah hidup kita. Amin.


 

Catatan Akhir Tahun 2012

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 28 Desember 2012
With 0komentar

The Legend of Shiloh Sword : Masalah Pertama

| Minggu, 23 Desember 2012
Baca selengkapnya »
Cerita sebelumnya:
Setelah Elias, Tantiana dan Fexar bertemu dengan bangsa Edleweis, mereka mengetahui sebabnya mereka ada di dimensi lain. Berdasarkan ramalan, mereka adalah para ksatria agung dan salah satu diantara mereka adalah Ksatria Shiloh. Mereka mendapat misi untuk bertemu dengan kelima saudara kembar yang akan membantu mereka mengalahkan Bangsa Quarsus yang telah lama menjajah Bangsa Edleweis dan mengembalikan kedamaian di negri tersebut.

========================Masalah Pertama======================

Elias, Tantiana, Fexar, dan ketiga kuda sembrani yaitu Ralph, Elena dan Diego memulai perjalanan mereka. Mereka pun segera bergerak ke pantai tempat Elias, Tantiana dan Fexar terdampar sebelumnya. Perjalanannya tidak terlalu sulit bagi mereka dan dalam waktu yang cepat karena mereka naik kuda sembrani, mereka pun sampai di pantai itu.

"Nah kita sudah berada di sini. Tadi kata peri biru kita akan bertemu dengan salah satu dari saudara kembar itu. Apa kau tahu Ralph siapakah orangnya?" tanya Elias
"Dia adalah Sandy. Dia adalah salah satu dari kelima saudara kembar tersebut dan seperti namanya Sandy, dia dapat di temui di daerah yang berpasir di pantai. Kita harus waspada karena dia selalu bersembunyi di balik pasir." ungkap Ralph.

Lalu mereka bertiga turun dari atas ketiga kuda sembrani itu. Mereka menyusuri pantai perlahan-lahan supaya mereka dapat menemui Sandy. Ketika mereka menyusuri pantai, Tantiana menemui sesuatu yang berkilau di batu karang.

"Hey Elias, Fexar. Coba kita selidiki batu karang itu. Aku menemukan sesuatu yang berkilau di sana. Ayo kita ke sana." ajak Tantiana.
"Ayo mari kita selidiki." ucap Elias. 

Mereka pun kemudian menyelidiki batu karang itu dan ketika mereka melihat ke balik batu karang itu mereka mendapati sesuatu yang tak asing. 
"Hey, rasanya aku pernah lihat kerang-kerang ini. Apa kau pernah melihatnya Tanti? " tanya Elias.
"Ya aku rasa. Aku seperti sudah melihatnya beberapa saat yang lalu, kerang-kerang yang kita temukan di pantai karang itu kan kalau aku tak salah ingat?" ucapnya sambil mengamati kerang-kerang itu.
"Ya, betul dan sepertinya ada hubungannya nih dengan dunia kita. " Elias pun kembali berdiri setelah membungkuk, dan dia melihat Fexar sedang melihat sesuatu di sebuah pohon palem.
"Fexar, apa yang kau lihat?" tanya Elias.
Fexar terdiam saja.
"Hoy Fexar, apa yang kau lihat?" teriaknya
Fexar tetap diam di tempat terpaku. pikirannya tampak fokus pada sesuatu di batang pohon palem tersebut. 
Elias pun penasaran dengan apa yang dilihat oleh Fexar, lalu dia bergerak ke arah pohon palem tersebut. Ketika dia melihat ke arah tatapan Fexar di batang pohon palem, dia tak menemukan sesuatu apapun di sana. Dia merasa aneh dengan Fexar.
"Hey Fexar, apa yang kau lihat? Tak ada apa-apa di sini. Ayo kita masih ada yang harus kita cari." 
"Kau tak melihatnya? Di sini terdapat tulisan, tulisannya 'Pergilah ke pantai Barat, Sandy membutuhkanmu'. "jelas Fexar.
"Hah? Mana? Aku tak melihatnya. Pasti pikiranmu sudah kacau nih."
"Aneh juga ya coba sebentar, kita tanyakn Peri Biru, apa perkamennya ada padamu?" tanya Fexar.
"Nih." Elias pun membuka perkamen itu dan ketika perkamen itu dibuka, lalu muncullah Peri Biru itu.
"Ada yang bisa aku bantu wahai Ksatria Agung?" tanya Peri Biru.
"Peri Biru, apa kau melihat tulisan di pohon palem itu? " tanya Fexar.
"Tunggu, aku akan membacakannya padamu, " Peri Biru lalu melihat ke arah batang palem itu dan kemudian dia komat-kamit dan seketika muncullah tulisan itu.
"Hey, itu tulisannya Elias, seperti yang kukatakan. 'Pergilah ke Pantai Barat. Sandy membutuhkanmu'. Peri Biru, apa maksud dari pesan itu?" tanya Fexar lagi.
"Fexar, Elias, Sandy saat ini sedang menghadapi masalah terhadap Thor. Pergilah kalian ke sana karena mereka sedang berperang. bantulah Sandy untuk mengalahkan Thor." ucap Peri Biru.
"Tapi kami akan melawan dengan apa?" tanya Elias.
Seketika seekor burung gagak terbang menghampiri Elias dan Fexar. Burung gagak itu membawakan dua bilah pedang. Lalu datang lagi seekor gagak dan menghampiri Tanti dengan membawa dua buah dagger.
 " Dengan inilah kalian lawan mereka. Berhati-hatilah sebab kalian belum pernah melakukannya. Para kuda sembrani akan membantuk kalian." jelas Peri Biru. 

Lalu Elias, Fexar menemui Tanti yang masih menyelidiki batu karang.
" Apa kau menemukan hal yang lain Tanti?" tanay Elias.
"Tadi ada burung gagak memberiku dua pisau ini lalu burung gagak itu berkata padaku 'Bantulah Sandy' kemudian dia pergi." ungkap Tantiana.
" Sepertinya kedatangan kita memang sudah di tunggu. Ayo kita lekas ke Pantai Barat dan menolong Sandy" ucap Elias.

Lalu mereka menaiki para kuda sembrani. Para kuda sembrani itu pun langsung melaju cepat dan tanpa buang waktu mereka sudah sampai di Pantai Barat. Di sana mereka melihat terdapat pasukan manusia setengah banteng dan sekelompok manusia pasir. Diantara manusia pasir itu terdapat satu manusia pasir yang paling besar, mirip raksasa. Sedangkan di sekumpulan banteng itu ada banteng yang besar. Kedua kelompok itu sedang berperang dan sepertinya pasukan manusia pasir itu kalah tanding. Mereka dalam keadaan terdesak. Bertubi-tubi serangan dari pasukan manusia banteng menyerbu mereka. Banyak anggota manusia pasir yang musnah menjadi butiran debu dikalahkan oleh manusia banteng. Kemudian Fexar pun bertanya pada Elias

"Hey apakah kau lihat mereka? Siapa manusia pasir yang raksasa tersebut?"
"Aku tidak tahu. Apa kau tahu Ralph?"
"Dia adalah Diego. Ayo kawan-kawan kita bantu mereka."


Lalu mereka langsung berlari ke arah keriuhan peperangan itu. Elias pun kemudian mengayunkan pedangnya ke sebelah kanan dan kiri sambil naik kuda. Para pasukan thor tersebut terempas jatuh dan ada yang terpotong tangannya. Sementara itu Fexar berputar-putar membentuk lingkaran dan mengayunkan pedangnya untuk menghalau para pasukan thor sedangkan Tantiana meloncat di atas kepala para thor dan menyayat kepala dengan kedua pisau di tangannya. Seketika itu, para pasukan thor terpukul mundur dan Thor pun kaget dengan serangan tiba-tiba itu dan kemudian menyuruh pasukannya mundur.

"Pasukaaa..n! Mundur...!" teriak Thor.
Mereka bersegera untuk mundur, namun Thor tangannya tertebas oleh Elias. Dia melihat Elias dan seperti membisikkan sesuatu sebelum pergi.

Sementara itu pasukan pasir melakukan serangan balasan dengan melemparkan bola-bola pasir hingga pasukan thor menghilang. Kemudian Fexar turun dari kuda sembrani dan melihat manusia pasir raksasa yang terduduk tak berdaya di bawah pohon palem. Dia seperti mengenalinya.

"Kau pasti Sandy. Bernarkah itu?"
"Oh ya Ksatria Agung. Akulah Sandy. Terima kasih telah menyelamatkan kami. Kami hampir saja terdesak."
"Bagaimana kau tahu kalau aku adalah Ksatria Agung?"
"Karena sesuai ramalan akan datang 3 Ksatria Agung yang akan menolong kami untuk melawan Bangsa Quarsus dan mengembalikan negeri kami kepada kami, dan salah satu diantaranya adalah Ksatria Shiloh. Kaulah Ksatria Shiloh itu."
"Hah?! Aku? yang benar saja. "
"Benar. Itu sesuai dengan perkamen yang kudapatkan."

Kemudian setelah peperangan itu berakhir, ketiga ksatria itu lalu dijamu oleh Sandy ke ruangannya di bawah tanah.

"Sandy, apakah tujuan pasukan tadi menyerangmu?" tanya Tantiana.
Kemudian Sandy menunjukkan perkamen yang dimilikinya.
"Inilah yang membuat mereka datang memerangi kami."
Ketika dilihatnya perkamen itu, mereka bertiga kaget dan ketika perkamen itu dibuka muncullah sesosok peri. Peri itu adalah Peri Merah.

"Wahai Ksatria Agung. Terima kasih telah menyelamatkan kami. Aku adalah Peri Merah, saudara dari Peri Biru."
"Hah? Kalian bersaudara?" tanya Fexar.
"Ya. Kami, Peri Biru dan aku, adalah bersaudara. Di perkamen ini kalian akan menemukan petunjuk berikutnya untuk mengalahkan dan mengusir Bangsa Quarsus, namun sebelumnya kalian harus menyatukannya dengan perkamen yang kalian punya." ucap Peri Merah lalu peri tersebut menghilang.
"Kau dengar yang dikatakannya, ayo kita lakukan. Elias dimana perkamen tersebut?" tanya Fexar.

"Ini. Ayo kita satukan." jawab Elias.

Ketika mereka mulai menyatukan kedua perkamen tersebut, tiba-tiba terjadi gempa yang sangat dahsyat bahkan sampai mau menghancurkan tempat tersebut.

"Apa yang terjadi ini?" teriak Tantiana.
"Aku rasa ini mungkin efek dari penyatuan kedua perkamen itu. Jangan berhenti, cepat satukan keduanya." perintah Sandy.

Setelah bersusah payah menyatukan kedua perkamen tersebut, tiba-tiba suasananya teduh sekali dan kemudian muncullah cahaya terang dari perkamen yang telah berhasil disatukan itu. Namun anehnya hanya Fexar seorang yang dapat melihat dengan jelas apa yang muncul dari perkamen tersebut, lalu tiba-tiba Fexar seperti tersedot ke dalam perkamen itu dan seorang pun tak ada yang menyadarinya karena waktu seakan berhenti tiba-tiba dan semuanya menjadi patung.

========================Bersambung=====================

The Legend of Shiloh Sword : Masalah Pertama

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 23 Desember 2012
With 0komentar

Kata Tak Bertuan

| Jumat, 21 Desember 2012
Baca selengkapnya »
Malam ini begitu dingin. Kaku. Hening. Sepi. Yang terdengar hanyalah suara dentingan air hujan bekas hujan sedari siang tadi hingga malam ini dan dentingan jarum jam yang bergerak dengan malas mengiringi aku yang sedang tak berdaya. Supaya malam tak terlalu sepi, kusetel lagu-lagu Classic Rock, Pop  dan Hardcore. Namun entahlah, musik yang biasanya memberikanku energi positif itu seakan-akan tak memiliki 'energi'-nya lagi. Ku bosan dan lalu aku berjalan-jalan keluar sekadar untuk mencari udara segar, namun dasar bodohnya aku, malam-malam berjalan tanpa jaket, padahal saat itu baru saja hujan dan kulihat orang-orang di depan gang, para tukang ojeg mengenakan sarung karena kedinginan akibat hujan sedari siang. Tak tahu aku kemana. Mau ke rumah sepupuku pun rasanya malas. Entahlah, lalu aku kembali ke rumah, masuk dalam tempatku 'bertapa', tepatnya ke atas loteng rumah.

Aku melayangkan pandanganku ke seluruh penjuru. Mataku menyapu dari utara, timur, selatan, barat dan kembali lagi ke utara. Tak kutemukan sesuatu pun yang menarik bagiku. Yang kulihat hanyalah lampu-lampu halogen dari jauh sana dan lampu-lampu kendaraan yang berkerlap-kerlip di atas jembatan Pasupati. Selain itu tak ada poernama yang biasa menemaniku. Bintang-bintang sahabatku pun tak ada. Biasanya si rasi belantik akan muncul menemaniku kala poernama tak muncul, namun aku tak menemuinya juga. Langit malam terasa gelap tanpa kehadiran mereka. Yang kulihat hanyalah awan-awan gelap yang membawa butiran-butiran embun yang siap untuk dijatuhkan lagi untuk esok hari.

Aku masih ingat kala itu saat aku masih kecil, aku dan temanku suka sekali melakukan sebuah tradisi unik saat hujan tiba. Tradisi unik itu aku sebut sendiri dengan 'terapi air hujan' sebab waktu ku kecil, air hujan masih bagus, bahkan bisa ditampung airnya buat keperluan rumah tangga. Namun sekarang akibat global warming, air hujan menjadi buruk. Sudah tidak cocok untuk digunakan sebagai terapi lagi. Kalau dulu saat aku sedikit demam, lalu hujan-hujanan dalam waktu dua hari aku sudah sembuh. Tapi sekarang jangan harap demam sembuh kalau hujan-hujanan, yang ada malah level penyakitnya naik jadi flu. Setelah cukup lama di loteng dan tak mendapatkan hasil, aku kembali ke 'gua pertapaan'-ku yang kusebut sebagai kamarku sendiri.

Sudah hampir 24 jam penuh aku berada di rumah hari ini dan yang kulakukan hanyalah membaca sebuah novel. Novel Perahu Kertas karya Mba Dewi Lestari. Selama membaca novel itu, aku merasa ada sesuatu yang aku sendiri tak mengerti mengapa aku membacanya, tapi sambil menghabiskan waktu aku membacanya dan setelah 8 jam tanpa henti aku menghabiskan membacanya dari kover depan sampai kover belakang, timbul sejuta pertanyaan dalam pikiranku.


Aku seperti kehilangan Oyon yang suka berpetualang abnormal, jalan dari Cibeureum bareng Niko kemana aja kaki ini melangkah, kehilangan saat dimana dulu aku nyambilan dorongin mobil yang direm tangan. Yang dulu doyan cari jajanan aneh bin ajaib, yang suka membuat gambar-gambar anime dalam setiap lembaran kertas kosong, yang suka menulis-nulis kata-kata dalam lembaran kertas kosong baik itu untuk sendiri atau orang lain, yang suka debat, yang suka main kelereng, yang suka main PS 2 saat weekend, dan suka berkhayal. Pokoknya aku kehilangan jati diriku yang sudah susah payah aku bentuk. Aku idealis, tapi sebenarnya bukan aku. Aku si pemimpi, tapi bukan aku yang sebenarnya saat ini. Aku merasa bahwa hidup ini terlalu realistis tak ada simfoni sama sekali bagiku. Aku seperti menari tanpa sepatu dan musik yang tepat. Memang aku menari indah, namun aku tak tahu apa yang kutarikan, dan kakiku kesakitan.

Sesaat setelah aku membaca Perahu Kertas, aku seakan-akan diingatkan lagi untuk melihat mimpi-mimpi lama yang hampir pudar. Dulu aku ingin sekali jadi penulis. Penulis yang bertualang keliling dunia. Jadi perjalananku itu akan aku tulis dalam buku. Absurd memang, tapi aku ingin hal itu terjadi, wong masuk ITB aja bisa masa mimpi absurdku itu tak mungkin terjadi? Selain itu aku ingin meraih Nobel lewat sastra. Aku tak tahu harus mulai darimana, tapi yang aku tahu, aku harus terus menulis. Entah sampai kapan. Kubongkar lagi kotak mimpi-mimpiku yang sudah dua tahun ini tak kubuka lagi. Beberapa sudah menjadi kenyataan, dan beberapa lagi menguap bersama dengan tetesan air hujan yang terkena kayu bakar yang menyala di depan rumahku.

Kini aku merasa seperti kehilangan diriku lagi. Pertanyaan itu muncul kembali. Siapakah aku ini sebenarnya? Untuk apakah aku hidup? Apa tujuanku hidup? Mungkin aku sudah tahu jawabannya, tapi aku butuh lebih dari sekadar teori. Aku butuh sesuatu yang pasti dalam hidup ini. Haruskah ku memulai lagi dari awal? Aku tak tahu lagi harus berbuat apa, tapi satu hal yang kutahu, aku harus berhenti untuk bertanya kenapa.

Kata Tak Bertuan

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 21 Desember 2012
With 0komentar
Tag :

Bedah Lagu : Pujian Sejati

| Minggu, 16 Desember 2012
Baca selengkapnya »
Coba perhatiin lagu ini baik-baik. Kalo belum dapet 'feel'nya baca berulang-ulang ya.

'Memuji-Mu lewat suaraku
terasa cukup bagiku,
namun semua ternyata lebih
dari yang kukira
kuhanya peduli diriku,
kutak mau tau rindu-Mu

Tak cukup hanya ku bernyanyi
mengangkat suara tuk memuji
hidup memberi diri kepada-Mu
itu kerinduan-Mu

Tak cukup mulut yang memuji
tak cukup mulut yang bernyanyi
melakukan firman-Mu
itulah PUJIAN SEJATI'
Sewaktu aku lagi ber-surfing ria via internet dan buka FB, tiba-tiba ada satu notifikasi yang muncul di home FB aku. Rupanya ada yang posting sesuatu di salah satu grup. Lalu kubuka grup yang dimaksud dan aku lihat teks lagu ini. Aku tertegun dan pikiranku pun langsung melayang ke dua tahun yang lalu, saat aku masih berseragam putih abu-abu. Tepatnya itu saat ujian praktek seni musik. Nah saat itu kelas aku disuruh untuk membawakan sebuah lagu rohani. Lagunya bebas dan cara membawakannya bebas. Mau solo atau duet, pakai gitar, piano atau alat musik lainnya atau accapela juga boleh. Nah kebetulan aku mau duet, tapi karena aku gak terlalu jago nyanyi jadi aku hanya mengiringi lewat piano dan temanku nyanyi. Lagu yang kami bawain itu adalah Pujian Sejati. Waktu tiba giliran kami, kami mulai nyanyi. Anehnya saat kami mulai menunjukkan aksi panggung, semua temanku dan bahkan guruku pun tertegun dan mengikuti alunan nada dari piano dan suara temanku. Setelah selesai menyanyikannya, lalu tepuk tangan riuh membahana dari teman-temanku. Aku pun kaget karena gak nyangka sampai segitu bagusnya bahkan sampai dapet nilai yang terbaik deh pokoknya.

Tadi sedikit intermezzo ya sekarang baru waktunya bedah lagu. Kita siapin pisau, gunting, perban dan... eh tunggu dulu, mau operasi orang atau bedah lagu sih? Udah yang penting sekarang siapkan hati dan pikiran supaya dapat mencerna makna dari lagu ini.

PUJIAN SEJATI. Dari lagu aslinya, lagu ini dinyanyikan tanpa musik sama sekali. Hanya suara dan tepukan tangan yang mengiringi. Kita perhatikan dua larik pertama

MemujiMu lewat suaraku
Terasa cukup bagiku

 Di bagian pertama ini, kita bisa lihat bahwa memuji Tuhan itu bagi kita nih ya sebetulnya terasa cukup jika kita menyanyi lewat mulut saja. Asal ada suara yang keluar dari mulut kita, itu sudah memuji Tuhan. Begitu kalo dari pandanganku tentang maksud penulis lagu ini. Sekarang kita lanjut ke larik berikutnya.

Namun semua ternyata lebih 
dari yang kukira

Di larik berikutnya ini si penulis, menyadari kalau ternyata jika memuji Tuhan hanya lewat suara saja, lewat mulut saja itu tak cukup sebetulnya. Masih ada yang kurang dan perlu ditambahkan

Kuhanya peduli diriku
Ku takmau tahu rindu-Mu

Si penulis sadar kalau ternyata apa yang dia lakukan itu hanya karena keinginannya semata dan bukan keinginan Tuhan. Yang dia lakukan adalah keinginan yang memuaskan daging, bukan memuaskan hati Tuhan.

Tak cukup hanya kubernyanyi
Mengangkat suara tuk memuji
Hidup memberi diri kepadaMu
Itu kerinduanMu

Tak cukup hanya bernyanyi dan bersuara karena kalau hanya bernyanyi saja, semua orang bisa melakukan hal itu bahkan lebih baik dari yang kita lakukan ini. Butuh bukti? Tuh liat aja di luar sana kayak artis Korea and Hollywood. Mereka kan suaranya lebih bagus dan gaya panggungnya lebih sempurna daripada kita. Tul gak? Tapi Tuhan tidak mencari yang seperti itu, Dia ingin agar kita menyerahkan tubuh kita sebagai korban persembahan yang harum di hadapan-Nya. Menyerahkan segalanya kepada Tuhan baik asa, cita-cita, cinta, masa depan dan segalanya.

Tak cukup mulut tuk bernyanyi
Tak cukup suara tuk memuji
Melakukan Firman-Mu
Itulah pujian sejati

Di bait ini dibilang kalau suara dan mulut itu tak cukup untuk memuji Tuhan. Semua orang juga bisa. Bahkan kalau Tuhan mau, Dia bisa bikin para binatang untuk memuji Dia. Masih sama sih sebenarnya dengan yang di atas. Yang Dia inginkan adalah supaya kita ,orang percaya, pengikut Kristus, yang bukan Kristennya di KTP doank, Dia ingin agar kita melakukan Firman-Nya. Ada ayat nas yang mengatakan kalau Firman-Nya itu tidak berat. Ada di Injil kalau tak salah. Bisa di cek. Trus ada juga nas yang mengatakan bahwa orang yang telah mendengar dan melakukan Firman Allah akan berbahagia. Ada nasnya di surat-surat. Agak lupa juga sih tapi bisa di cek.

Nah demikianlah penjelasan singkat tentang lagu ini. Pujian Sejati. Semoga kita bisa benar-benar bisa memuji Tuhan gak cuman lewat perkataan doang, tapi lewat perbuatan kita juga. Sebelumnya Thanks buat temanku Gladys yang telah mengingatkanku lewat lagu ini and the last but not the least

Merry Christmas 
God Bless You all   

Bedah Lagu : Pujian Sejati

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 16 Desember 2012
With 0komentar

Blessed to Blessing

| Sabtu, 15 Desember 2012
Baca selengkapnya »
Pernah ngalamin kejadian seperti ini gak? Datang ke sebuah tempat trus ternyata kamu adalah orang yang sedang ditunggu-tunggu oleh orang lain, tapi bukan karena kamu punya hutang atau apa ya, tapi karena memang kamu sedang sangat dibutuhkan dan selama sesaat kamu merasa menjadi seorang 'superhero' yang gak kesiangan karena datang tepat waktu? Aku pernah mengalaminya yaitu hari ini, saat aku menulis ini. Begini ceritanya.

Sabtu sore ini sebenarnya adalah pekan doa sedunia dan ini adalah hari kedua untuk jam doa tersebut. Langit tampak mendung dan kilat bercahaya saling sambar-menyambar sehingga langit malam yang gelap menjadi terang karena cahaya kilaunya, namun hujan belumlah turun. Sambil mengendarai motor aku bersiul-siul dalam hati karena kalo siul beneran juga gak bakal kedengeran soalnya aku ngendarainnya cepet. Lalu setelah sampai di gereja, aku masuk dan kudapati sudah ada beberapa orang di gereja diantaranya adalah ibu-ibu, dan anak remaja. Bapak-bapak ama pemuda-pemudinya pada kemana? Gak tahu tuh. Pemudanya aja sedikit cuman dua orang aja. Ketika aku masuk ke gereja, tanpa ba bi bu lagi, Bu Saul tiba-tiba memintaku untuk menjadi MC. What?? MC?? Dadakan gini? Yakin bu? Tapi beliau begitu yakin sehingga aku tanpa panjang lebar lagi langsung berkata "OK!".

Aku lihat susunan acaranya dan melakukan sedikit 'briefing' dengan  Bu Saul, dan Kak Eka. Sebenarnya sih masih ada keraguan dalam hati aku, tapi pantang bagiku untuk meninggalkan keputusan yang sudah aku ambil. Lalu setelah itu aku didoakan oleh Bu Saul. Grogi juga sih. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku jadi MC dadakan gitu di gereja, tapi biasanya jadi MC dadakan itu di acara persekutuan remaja atau pemuda, tapi yang ini tuh MC jam doa dimana mayoritas adalah orang tua semua. Dengan bermodal pengalaman aku jadi MC sejak kapan ya kira-kira? Kalau tidak salah ingat sejak kelas 1 SMP, aku maju ke mimbar. Untungnya bukan acara gede dan bukan kebaktian raya juga jadi aku sedikit tenang. Acara pun dimulai.

Ada banyak  hal yang sebenarnya aku salah saat jadi MC tadi tapi aku berpikir jangan berhenti dan terus lanjutkan lagian aku juga berpatok pada pedoman lama yaitu "MC berkuasa!" jadi mau salah atau bener tetap jadi kekuasaan MC. Acaranya boleh berjalan dengan baik dan puji Tuhan aku bisa setidaknya menjadi berkat yang memberkati gereja kecil nan sesak ini dengan menjadi MC walau dadakan gini.

Tuhan suka memakai orang-orangnya dengan cara yang mungkin gak bakal terlintas dalam pikiranku. Dia punya cara tersendiri dan caranya itu pastilah ajaib. Dulu aku ingat waktu masuk tahun 2012, bulan Januari, aku pengen banget jadi berkat buat sekelilingku, dan sekarang cita-citaku terwujud juga walau baru di gereja kecilku, tapi aku senang cita-citaku terwujud. Menjadi berkat yang memberkati orang sekitarku.

Blessed to Blessing

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 15 Desember 2012
With 0komentar
Tag :

Waiting Santa or Jesus Coming (?)

| Kamis, 06 Desember 2012
Baca selengkapnya »





Ini tahun 2012 dan menurut ramalan para tukang tenung dan peramal selebritas katanya bentar lagi tanggal 20 atau 21 Desember 2012 adalah sebuah akhir. Entahlah akhir dari apa? Apakah akhir dari sebuah kalender long count suku Maya (ingat rumour kiamat dari suku Maya), atau akhir dari bumi ini atau akhir apa?

Sekarang juga sudah masuk bulan Desember dan kalian semua pastinya tahu donk kalau udah masuk Desember artinya liburan dan yang paling penting adalah Natal. Semua orang pasti senang. Baik Kristen maupun non-Kristen karena kebanyakan hampir di seluruh belahan dunia membuat acara perayaan Natal dan membuat hari libur khusus untuk Natal. Kita bisa lihat dari awal bulan Desember, segala undangan Natal sudah tersebar dan banyak acara yang terselenggarakan oleh karena Natal. Orang-orang pasti mulai memajang pohon natal. Dimulai dari yang tingginya sekitar 75 cm hingga yang 3 meter bahkan sampai ada yang mecahin rekor segala tentang pohon natal terbesar. Lalu pohon natalnya diberi segala ornamen natal seperti lampu flip flop, hiasan-hiasan merah-hijau dan tentunya yang paling atas di atas pohon natal yaitu si bintang kuning. Lalu dibagian bawah ditaruh beberapa buah kado dan hadiah. Selain itu anak-anak kecil diceritakan dongeng-dongeng natal yang gak bakal jauh-jauh dari tuan baik hati berjenggot putih, bermantel dan berbaju serba merah dengan bulu putih, siapa lagi kalau bukan si tokoh fiksi, Santa Clauss. Karena efek dongeng itu anak-anak kecil jadi berharap supaya mereka dapat hadiah dari Santa Clauss karena konon Santa Clauss suka membawa hadiah buat anak-anak yang baik. Mereka menunggu kehadiran Santa tersebut dan esok paginya mereka dapat hadiah yang mereka pikir dari si baik hati Santa Clauss padahal dari orangtua mereka sendiri.

Yang menjadi perenungan sekarang ini, siapa sih yang kita tunggu untuk benar-benar datang dalam kehidupan kita? Santa Clauss kah, atau Tuhan Yesus? Gak perlulah kita diajarin siapa Tuhan Yesus itu tapi terkadang kita lebih suka menunggu yang 'terlihat' mata daripada yang tidak. Buktinya kita lebih senang menceritakan dongeng tentang Santa Clauss kepada anak-anak kecil ketimbang cerita bagaimana Allah memberikan Anak-Nya untuk manusia (Yoh 3:16). Kita lebih suka hadiah dalam bentuk parcel yang dalam sebulan lenyap ketimbang hadiah dalam bentuk keselamatan yang dari Tuhan yang kekal adanya.

Memang sih gak salah juga menceritakan si tua Santa Clauss, namun ingatlah Natal itu sebenarnya tentang Tuhan Yesus. Hanya Tuhan Yesus dan tidak ada yang lain. Masa yang nyata kalah ama yang fiksi? Gak lucu banget kan? Jadi nantikanlah Tuhan Yesus dengan tekun karena kesudahan dunia semakin dekat daripada menantikan orang tua yang sembunyi-bunyi datang cuman ngasih kotak kado.

Waiting Santa or Jesus Coming (?)

Posted by : Unknown
Date :Kamis, 06 Desember 2012
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲