Newest Post

Smart Phone and Idiot People

| Jumat, 17 April 2015
Baca selengkapnya »


Luangkan waktumu sejenak untuk melihat video ini. Setelah melihat video ini, lihatlah pada diri sendiri dan renungkanlah, apakah kita seperti itu. Terkadang aku juga berpikir apakah kita sudah berubah?

Aku berpikir akan menulis dalam bentuk tulisan tangan kembali dan sedikit mengurangi menggunakan internet sepertinya.

LEPASKAN SMARTPHONE MU dan JADILAH SMARTPEOPLE


Smart Phone and Idiot People

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 17 April 2015
With 0komentar

Belajar Seperti Gunung Api

| Sabtu, 11 April 2015
Baca selengkapnya »
Halo-halo...teman-teman baca semuanya! Apa kabarnya nih? Biasa banget kah atau ya biasa ajalah keadaannya? Kalau aku sih biasa banget di luar tapi luar biasa di dalam. Hahahahaha.....
Tulisanku kali ini akan bercerita tentang gunung api lho. Kalau ada yang takut buat bacanya, boleh kok gak ngelanjutin. Tapi pasti nyesel deh kalo gak ngelanjutin bacanya karena kalian hanya akan menyia-nyiakan waktu kalian untuk mengklik link ini. Jadi saranku sih terusin aja ya bacanya, kalau boleh dishare juga. Hehehehe......(ngarep)


Kalau melihat gambar gunung berapi itu, apa sih yang teman-teman pikirkan pertama kali? Pasti yang pertama adalah bencana alam, lalu selanjutnya awan panas atau orang Jawa bilang wedush gembel dan selanjutnya pasti tentang hujan abu, lahar dingin dan kekeringan. Ya aku bilang benar sih, dan tidak ada yang salah. Tapi, terkadang aku suka berkhayal andai gunung berapi tersebut adalah sesosok manusia, maka manusia seperti apakah dia?

Aku pun mulai berkhayal bahwa gunung berapi itu diibaratkan sesosok manusia. Jika dilihat perilakunya, dia selalu menyemburkan segala sesuatu dari lubang kawahnya. Semuanya dia berikan, baik itu adalah lahar, lava, batuan panas, abu vulkanik, awan panas dan api tentunya. Kalau aku perhatikan maka sifat dari gunung berapi adalah memiliki totalitas dalam tindakannya. Dia selalu memberi dan bahkan memberi semua yang ada dalam isi perutnya. Dari hal ini aku belajar bahwa seharusnya manusia bisa belajar seperti gunung berapi. Belajar apa? Yaitu belajar untuk memberi tanpa menunggu-nunggu, memberi dengan kemampuan maksimal dan dengan sungguh-sungguh. Pernah lihat gak gunung berapi yang udah mau meletus, eh yang keluar cuman awan panas tanpa ada yang lainnya? Gak pernah kan. Sekalipun diawali dengan awan panas, tapi pasti selalu ada rentetan kejadian selanjutnya seperti adanya lahar.

Pelajaran lainnya adalah gunung berapi itu sifatnya selalu memberi dan tak pernah menuntut untuk mendapat balasan. Iya 'kan? Itu artinya sama juga dengan mengasihi dengan tulus, tidak hitung-hitungan untung ruginya. Coba bandingkan dengan kita sendiri deh, apakah kita sudah seperti gunung berapi itu dalam hal memberi? Jangan bilang aku menggurui kalian ya, tapi aku juga belajar kok bareng-bareng ama kalian karena aku juga baru menemukan ini ketika melihat gunung berapi lho.

Pelajaran terakhir yang aku bisa ambil dari gunung berapi adalah selalu menerima tanpa mengeluh. Ketika hujan turun, kawahnya pasti terisi air, dan tidak mungkin gunung berapi mengelaknya. Selain itu ketika ada orang melemparkan sesuatu ke dalam kawahnya, ia hanya bisa menerima dan tidak menolaknya. Pelajaran berikutnya adalah bersabar dalam setiap keadaan. Jangan cepat bereaksi karena lingkungan sekitar. Selain itu jangan mengingat-ingat kesalahan yang dilakukan orang lain hingga akhirnya malah menjadi dendam tetapi biarkanlah itu menjadi 'terbakar' di dalam 'kawah'-mu dan lanjutkanlah hidup.

Itulah tiga buah pelajaran yang aku ambil dari gunung berapi. Mungkin inilah mengapa kita perlu kembali belajar pada alam, karena dari alamlah segala ilmu berasal. Semoga tulisanku kali ini benar-benar berbobot ya buat teman-teman baca semua. Selamat belajar!

Belajar Seperti Gunung Api

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 11 April 2015
With 1 komentar:

Ketika "Deadline" Menghadang....

| Kamis, 02 April 2015
Baca selengkapnya »
Walau badai menghadang....
Ingatlah kukan selalu setia menjagamu....

Aaaah...itukan kata lagu.

Hai...hai...hai...teman-teman baca semua. Sudah sebulan rasanya daku sudah tidak menulis lagi. Kali ini di hari yang baru, daku mau menulis lagi.Sebelum hari ini berlalu, dan sudah masuk ke tanggal yang baru, daku mau mengucapkan....

FOOLS in APRIL
Yah, walau sebetulnya daku pun tidak ikut melaksanakan 'ritual' April Mop sih tapi bolehlah ya daku mengucapkan itu?

Akhir-akhir ini kalau teman-teman baca semua sedang bertanya-tanya kenapa daku tak pernah nongol lagi, ini karena daku sedang dikejar-kejar deadline. Siapa deadline? Anak tetangga mana itu? Tenang, tenang teman-teman bacaku. Deadline itu 'hanya' sebuah istilah. Tapi sekalipun itu sebuah istilah, tapi setiap orang yang dengernya pasti bakal alergi, bakal batuk-batuk, sakit kepala dari yang sakit biasa sampai migrain, terus berujung pada batuk pilek, batuk berdahak dan sesak napas (eeh bentar, kok malah jadi ngomongin penyakit ya? Balik lagi yuk maree....). Jadi ada tugas yang sedang bersiap-siap 'muntah' karena tugasnya harus dikumpulkan besok. Dimulai dari laporan, presentasi hingga pembuatan dokumen.

Beruntung dua diantaranya sudah kelar, bahkan sekarang pun, sebelum daku mulai mencorat-coret laman ini (baca : menulis), sudah beres juga. Nah tadi sambil aku membuat dokumen, dan laporan, kebetulan daku mampir ke suatu kafe. Kafe yang biasa daku kunjungi itu lho, teman-teman baca. Tempat minum kopi dan teh. Dan karena kebetulan aku lagi dikejar deadline, daku jadi sedikit ngelembur di sana sambil ditemani cemilan hangat. Seperti ini nih

Ini Vanilla late dan Salt & Pepper Tofu yang
menemaniku mengejar deadline
Sambil menikmati cemilan dan suguhan latte panas, daku membuat tugas yang deadlinenya besok. Nah kebetulan suasana di kafe lagi ramai dan ramainya bener-bener ramai dengan anak-anak kostan begitu. Soalnya aku lihat mereka datang bergerombol sambil membawa laptop dan mengerjakan sesuatu di sana. Wah, rupanya bukan daku doang ya yang sedang dikejar deadline, begitu pikirku sambil menyomot tofu di atas piring dengan garpu sampai habis tak bersisa dan tersadar kalau tugasku masih belum beres. Hingga akhirnya baru daku bereskan sampai jam sepuluh tadi.

Sebenernya pesan daku dengan tulisan ini adalah, jangan pernah melakukan sistem sks sendirian. Nah lho, apa itu sistem sks? Sks itu bukan artinya satuan kredit semester yang biasa diambil oleh anak-anak kuliahan, tapi maknanya adalah sistem kebut semalam. Nah kalau mau pakai sistem sks jangan sendirian, tapi ramai-ramailah supaya ada yang saling menyemangati dalam melakukan dan menyelesaikan tugas kalian. Kan jadi enak ngerjainnya kalau bareng-bareng. Tul gak? Selain itu sasran lainku, jangan lupakan cemilan untuk menemani dan musik. Cemilan akan membantu kita berpikir dan memberi energi tambahan dan musik akan menolong kita menenangkan jiwa raga asal musik yang dipasang bukan musik sendu macam lagu "Aku Ra Bobo" atau "Sakitnya Tuh Di Jidat". Jangan setel musik itu, soalnya nanti yang ada malah baper deh. Eeh ntar lagi ya. Udahan dulu. Waktunya mengistirahatkan kepalaku dan pikiranku.

Selamat malam dan selamat tidur teman-teman baca.

Ketika "Deadline" Menghadang....

Posted by : Unknown
Date :Kamis, 02 April 2015
With 0komentar
Tag :
Next Prev
▲Top▲