Newest Post

Jangan Menyimpan Sampah!

| Minggu, 19 Agustus 2012
Baca selengkapnya »

 Tak ada Allah seperti Engkau, ya TUHAN, yang mengampuni dosa umat pilihan-Mu yang tersisa. Tidak untuk selamanya Engkau marah; sebaliknya, Engkau senang menunjukkan cinta-Mu yang tak terbatas itu. Engkau akan berbelaskasihan lagi kepada kami dan mengampuni kami. Dosa-dosa kami akan Kaupijak-pijak dan Kaulemparkan ke dasar laut! (Mikha 7:18-19 [BIS])



Suatu kali pernah karena saya ini seorang petualang, ketika saya pulang dari kuliah, saya coba menelusuri jalanan lain. Biasanya saya melewati jalan Taman Sari lalu belok ke jembatan pasupati, tapi kali itu saya teruskan lurus lewat jalan Bandung Selatan. Kebetulan jalur di daerah Bandung Selatan itu kebanyakan satu arah sehingga setelah melewati Station Bandung, belok kiri langsung di arahkan ke Pasar Baru. Kemudian saya coba beberapa gang yang kebetulan banyak orang yang melaluinya. Ketika masuk ke gang tersebut, samar-samar hidungku mengendus bau-bauan yang tak sedap. Ketika motor makin mendekat, rupanya ada truck sampah di ujung gang dan kebetulan sampah di dalam bak truknya mengunung bahkan hampir tumpah. Karena tak kuat, saya pun mempercepat motor saya sampai di jalan Jendral Sudirman.

Ada satu pelajaran sebenarnya yang baru saya pikirkan sampai sekarang, terkadang sebagai manusia, manusia itu lebih suka menyimpan sampah ketimbang membuangnya. Tak percaya? Saya bikin survey kecil-kecilan tentang apa kesalahan yang masih diingat dan dilakukan ini beberapa daftar dimulai dari yang terbanyak. Respondennya 100 orang
1. Bohong
2. Berpikiran mesum
3. Nyontek
4. Melawan ortu
5. Mengumpat

Kebanyakan orang, termasuk saya sendiri, masih melakukan hal itu dan bahkan menyimpannya bukan mengakuinya. Sebenarnya seluruh dosa kita sudah diampuni oleh Tuhan, tapi terkadang kita lebih suka menyimpan, menyembunyikan dosa yang kita lakukan dengan pikiran "Toh Tuhan juga tahu, kenapa mesti dikasih tahu?" Memang Tuhan tahu, tapi Tuhan juga menunggu. Dia ingin kita menjadi anak-anak yang jujur, baik dengan diri sendiri, oranglain bahkan pada Tuhan. Saat kita sadar kita melakukan suatu dosa, kita sebaiknya cepat-cepat meminta pengampunan pada-Nya, tapi lantas bukan artinya kita bisa berbuat dosa terus. Tidak. Kita sudah dibaharui.

Dosa itu sampah dan yang namanya sampah, harus dibuang, bukan disimpan atau bahkan dipakai lagi. Tuhan sendiri sudah membuang semua dosa kita di ujung bumi kalau memang ada ujungnya dan memasukkannya ke tubir laut, bahkan di laut itu pun Tuhan kasih tanda "Jangan Memancing" artinya kita tak perlu mengingat lagi kesalahan yang sudah kita akui dihadapan Tuhan supaya hati dan pikiran kita bisa berfokus pada Tuhan.

Sekarang, apakah kita mau melakukan 'cuci gudang' untuk membuang semua sampah dosa kita dan tidak mengingatnya lagi? Sertakan Tuhan dalam bersih-bersih hatimu ya. Selamat bersih-bersih

:)
:D

Jangan Menyimpan Sampah!

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 19 Agustus 2012
With 0komentar

Tuhan itu Baik

|
Baca selengkapnya »
Tuhan itu BAIK.
Titik.
Gak pake koma, atau titik koma, titik dua, tanda tanya.
Gak peduli orang mau bilang apa tentang Tuhan, tapi aku tetap pada pendirianku kalau Tuhan itu baik.

Sudah kurang lebih dua bulan kalau kuhitung.Ya dua bulan aku berada di rumah seharian tanpa melakukan perjalanan ekstrem seperti yang biasa aku lakukan. Tepatnya tanggal 11 Juli 2012 aku di rumah terus. Ada memangnya? Karena aku menjalankan operasi katarak pada kedua mataku. Sebelumnya aku sudah pernah ceritakan, mungkin bukan di blog ini tapi begini saja, kedua mataku ini memiliki katarak yang membuat penglihatanku terganggu dan tanggal 11 Juli itu, aku dioperasi mata kanannya untuk diangkat kataraknya karena kalau tidak diangkat akan sangat mengganggu penglihatanku.

Sebenarnya yang paling menarik untuk diceritakan adalah saat operasinya. Pagi itu, aku dibawa ke klinik mata untuk mendapat surat rujukan karena sebelumnya aku sudah periksa mata dan direkomendasikan untuk operasi saja. Setelah mendapat surat rujukan, ayahku minta tolong pada seorang 'calo' untuk mendaftarkanku di sebuah rumah sakit yang aku lupa namanya tapi bukan di RS Cicendo. Operasinya akan dilangsungkan jam 2 siang. Singkat cerita, aku sudah sampai di rumah sakit yang dimaksud dan langsung ambil antrian. Ketika aku masuk ke dalam ruang tunggu aku lihat ada dua orang laki-laki, kalo dari umurnya yang satu bapak-bapak, yang satu lagi kakek-kakek dan ada juga seorang ibu-ibu. Aku duduk sebelah ibu-ibu karena kebetulan korsi di sebelahnya kosong.

Ibu itu ramah padaku, dia menawari aku sebuah permen, namun aku ingat pesan kakek untuk tidak menerima barang apapun dari orang yang belum dikenal. Lantas setelah itu kami terlibat dalam perbincangan. Ibu itu bilang kalau neneknya pernah operasi di tempat ini dan dalam seminggu, neneknya sudah pulih penglihatannya walau masih ada merah-merah di matanya. Sebenarnya aku sedikit takut untuk dioperasi matanya, tapi mau apalagi toh ini satu-satunya cara. Karena takut aku pun bersenandung dalam hati mendengungkan lagu Ini Gayaku biar hatiku tenang sambil terus berdoa dalam hati biar operasinya berjalan dengan baik dan cepat

Setelah menunggu sekitar dua jam, artinya sekarang sudah jam 4 sore, aku pun masuk ke ruangan operasi. Sebelumnya aku mengenakan pakaian operasi dan pembungkus rambut. Aku pun masuk ke ruangan di dalamnya ada dua orang dokter yang akan menjalankan operasi. Aku pun disuruh tidur di tempat tidur pasien. Setelah itu mata kananku dibius. Kalo aku cium sih ada alkohol 70%, tapi itu kan penciumanku sendiri. Dibiusnya dengan cara mata kananku ditutup dengan sehelai kain yang sudah ada cairan anestesinya. Setelah itu seluruh wajahku ditutup dengan kain operasi kecuali mata kananku. Kemudian kedua dokter itu pun mulai melakukan aksinya untuk mengangkat katarak dari mata kanan. Hampir 30 menit operasi itu berlangsung dan selama itu juga sebenarnya jantungku berdegup kencang apalagi saat aku dengar desahan salah satu dokter yang berkata 'aaah..' aku takutnya dia malah melakukan kesalahan, tapi puji Tuhan semuanya berjalan dengan baik dan beres. Selama operasi itu, aku tak merasakan apa-apa. Hanya silau karena ditembaki cahaya dari lampu halogen, selain itu tak ada yang lain kecuali cairan seperti obat yang mengalir di pipi kananku. Itu saja yang aku alami.

Setelah dioperasi, mata kananku diperban dan itu membuat aku melihat dengan cara yang aneh seperti bajak laut. Kalau saat itu ada festival, pasti aku ikutan dengan mengenakan kostum bajak laut. Pantangan selama dua bulan yang gak boleh dilakukan, dan dimakan olehku adalah, tidak boleh jungkir balik, tidak boleh menundukkan kepala, tidak boleh makan ikan asin, tidak boleh makan seafood, tidak boleh kena air mata kanannya dan tidak boleh melakukan kegiatan yang abnormal. Aku merasa seperti terpenjara saja karena gak boleh melakukan hal-hal diluar batas kenormalan padahal aku hidup dari situ. Jadi selama dua bulan kebelakang aku tidak banyak melakukan apa-apa kecuali duduk, makan, tidur dan membaca apa yang mata kiriku bisa baca dengan baik. Setiap hari dalam jangka waktu dua jam, limakali sehari mata kananku harus ditetes dengan 3 jenis obat tetes yang berbeda.

Seminggu kemudian, aku kontrol lagi ke dokter mata yung diklinik, perbanku lalu dilepas tapi tetap pantangannya masih sama seperti yang seminggu lalu. dan obatnya pun diganti jadinya 4 kali sehari. Mata kananku sudah membaik. Ketika perbannya baru pertama kali dibuka, aku merasa aneh melihat dengan menggunakan kedua mataku. Agak pusing karena terbiasa menggunakan mata kiri melihatnya, setelah beberapa lama mata kanan melihat dunia luar, aku baru bisa menjelaskan kalau penglihatanku kini lebih baik. Aku bisa melihat lebih jelas ketimbang sebelum dioperasi dan memang sih ada merah-merahnya gitu tapi aku sudah bisa melihat dengan baik.

Ada banyak hal yang tidak aku ketahui sebenarnya ketika aku operasi. Aku tak tahu darimana ayahku mendapat uang untuk operasi mataku karena kan uang ayahku masih di luar semua karena banyak yang ngutang tapi puji Tuhan, Tuhan memberi uang yang cukup dan aku bisa operasi di tempat yang tepat. Sebetulnya operasinya di Cicendo, tapi aku mau cari tempat yang murah namun puji Tuhan, Tuhan tahu apa yang aku butuhkan dan Dia telah memberi begitu banyak pertolongan, bahkan sampai aku bisa bayar semesteran dengan uang yang cukup dan aku juga gak tahu dari mana uangnya tapi aku bersyukur aku boleh merasakan kasih setia Tuhan dalam waktu dua bulan kebelakang ini. Saat ini mataku sudah lebih baik, tapi masih dalam pengobatan namun aku sudah bisa melakukan banyak hal. Saat aku masih lemah habis operasi, aku berdoa supaya mataku bisa cepat sembuh dan sekarang sudah sembuh dan aku ingin melakukan banyak hal untuk Tuhan karena Tuhan sudah melakukan lebih banyak hal padaku.
TUHAN itu BAIK.

Tuhan itu Baik

Posted by : Unknown
Date :
With 1 komentar:
Tag :
Next Prev
▲Top▲