Newest Post

Kebermaknaan Hidup

| Sabtu, 26 November 2016
Baca selengkapnya »
Halo lagi kawan-kawan baca! Bagaimana kabarnya? Di luar biasa, atau biasa di luar? hehehe....
Sudah lama rasanya aku tak menyapa kawan-kawan bacaku. Kalian tahu, aku sangat senang untuk bisa bercakap-cakap yah walau hanya melalui ruang virtual seperti ini (aku jadi teringat sebuah komik nih dengan kata 'ruang virtual')

Selama beberapa waktu, akhir-akhir ini aku kembali menemukan mimpiku yang sempat aku simpan, bukan aku kubur, karena aku perlu sesuatu yang membuatku yakin untuk melakukan mimpiku. Kalian tahu, kawan-kawan bacaku, aku ini ingin menjadi seorang penulis karena aku sangat menikmati ketika aku menulis, aku bisa merasa bebas menjadi diriku sendiri. Tak perlu berkompromi dengan siapapun atau apapun. Apa yang terlintas di kepalaku pasti aku langsung tulis atau kucatat jika itu sesuatu yang menarik bagiku.

Semasa aku masih duduk di bangku kuliah dulu, aku belajar cara mengaktualisasi diri. Mungkin kawan-kawan baca yang mengambil jurusan psikologi kenal dengan tokoh bernama Abraham Maslow. Beliau membuat piramida tentang prinsip kebutuhan, dimulai dari kebutuhan dasar hingga aktualisasi diri, atau bahasa yang aku kenal adalah kebermaknaan hidup. Di buku lain, aku pernah baca bahwa setiap orang punya tujuan, namun terkadang tidak semua orang mencapai tujuannya tersebut. Ada dua cara orang berjalan menuju tujuan tersebut, yang pertama berjalan lurus menuju tujuan itu, ada juga yang berputar menjadi orang lain namun tetap mengarah ke tujuan tersebut. Namun terkadang ketika orang tersebut jalannya berputar, pada akhirnya tidak mencapai tujuan awal tersebut dan hanya berputar-putar seperti marmut yang berputar-putar di sebuah roda. Yah, kalau kalian tahu, aku saat ini sedang berputar menjadi orang lain demi untuk membangun pondasi dimana aku bisa berdiri supaya aku bisa menggapai apa yang aku ingini seperti Einstein ataupun Hitler.

Hidup yang bermakna adalah mimpi yang pernah aku impikan saat aku SMA. Aku pernah bilang kalau aku ingin punya yayasan untuk anak yatim piatu. Aku gak ngerti kenapa aku bilang seperti itu, tapi kini aku ingin mewujudkannya supaya aku punya hidup yang bermakna, yaitu dapat menolong orang-orang lain. Aku juga punya pengalaman berinteraksi dengan anak-anak yatim piatu dan mereka ya sama saja seperti anak-anak pada umumnya, butuh apa yang orang lain punya.

Karena mimpi-mimpiku itu, kepalaku sekarang jadi pening, tapi kini api dalam tubuhku kembali membara dan siap membakar semangat awalku untuk menjadi penulis dan pemilik yayasan. Sebagai langkah awal, aku saat ini sedang membuat semacam project untuk membuat semacam novel. Ternyata sulit juga ya setelah aku lakukan, tapi aku yakin aku bisa melakukannya. Nanti aku ceritakan deh detail perjalananku dalam membuat novel ini bersama dengan temanku karena sampai saat ini masih dalam draft. Jadi nanti saja kau ceritakan jelasnya

Oke, kawan-kawan bacaku, jadilah orang besar, karena orang besar tahu tentang cara menggunakan tangannya, kakinya, mulutnya, matanya dan isi kepalanya. Adios....

Kebermaknaan Hidup

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 26 November 2016
With 0komentar
Tag :

Selamat Jalan, Oma!

| Sabtu, 12 November 2016
Baca selengkapnya »
Susanna
Itulah namanya

Beliau adalah seorang oma bagiku. Biasanya aku memanggilnya Oma Susan, terkadang suka kelupaan manggilnya jadi Tante Susan. Beliau adalah oma dari Jessica atau Jejes. Belakangan ini memang aku suka menemui Oma Susan di rumahnya entah itu karena emang sengaja main ke sana atau karena mengajak main si Jejes main keluar bareng Iyus.

Kalau dibilang, hubungan aku dengan Oma Susan bisa dibilang akrab. Aku sudah menganggapnya sebagai omaku sendiri karena dari kecil aku emang gak deket sama oma atau nenek kandungku karena nenekku sudah lama berpulang ketika aku belum tahu apa-apa dan karena itu aku jadi nganggep Oma Susan sebagai omaku sendiri karena sering mengunjunginya. Oma Susan gak pernah mau kalau aku manggil beliau "tante". Katanya itu buat yang masih muda. Aku suka ngobrol bareng oma dari sekedar bercanda atau ngomongin berita di tv bahkan sampai ngegosip juga. Aku kenal dengan Oma Susan sebetulnya sejak kecil karena aku satu gereja sebetulnya dulu tapi baru dekat sekitar tiga tahun lalu.


Terkadang kita gak pernah sadar ya kalau yang namanya kematian pasti menjemput tanpa tendeng eling-eling. Oma Susan yang aku lihat sekitar beberapa minggu lalu masih sehat yah, walaupun mengalami kelemahan tubuh, pada akhirnya drop juga lima hari lalu dan sayangnya aku gak bisa datang untuk menemuinya. Ternyata Tuhan ingin Oma beristirahat dari pergulatannya melawan penyakit dan akhirnya tiga hari lalu Oma selesai juga mengakhiri nafasnya. Aku hanya sempat menyaksikan penguburannya tapi aku merasa sedih karena kehilangan seorang oma yang walaupun bukan oma kandung, tapi aku dekat dengan oma. Aku lihat Opa Hans wajahnya muram dan layu, sepertinya benar-benar terpukul jiwanya dan Jejes juga ada aura sendu. Saat aku menemui Jejes, dengan maksud menghibur aku bilang hey Jejes, " Hey Jejes, jangan sedih ya nanti gw colok matamu kalau masih sedih " yah mungkin aneh juga aku bilang gitu tapi ya maksudku biar gak berlarut-larut

Sekarang sudah pergi, 9 November 2016, itulah tanggal kepergiannya dan 12 November 2016, tanggal berpulang ke tanah. Selamat jalan Oma. Tunggu aku ya Oma di surga sana. Nanti kita ketemu lagi.

Selamat Jalan, Oma!

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 12 November 2016
With 0komentar
Tag :

Aku, Manusia di Persimpangan Jalan

| Senin, 17 Oktober 2016
Baca selengkapnya »















Aku bukanlah mentari pagi
       yang menyapamu di awal hari
Aku bukanlah pelangi sehabis hujan
       yang mengindahkan hari-harimu
Aku bukanlah mentari senja
       yang menyejukkan matamu
Aku bukanlah Cirius
       yang memberi cahaya di gelap malam
Aku bukanlah Purnama
       yang memberi ketenangan di gelap malam

Namun,

Aku juga bukan hujan badai
      yang menghancurkan hari cerahmu
Aku juga bukan petir menggelegar
      yang membuatmu takut memandang langit
Aku juga bukan awan kelabu
      yang membuatmu harus menyiapkan payung
Aku juga bukan ular beracun
      yang membuatmu takut dan pingsan

Aku hanyalah gubuk kayu
      yang kadang ada serat kayu yang bisa melukaimu
Aku hanyalah tanah berbatu
      yang terkadang melukai kakimu saat berjalan
Aku hanyalah tiang lampu jalanan
      yang kadang memunculkan karat karena lapuk
Aku hanyalah seorang manusia
      yang berdiri di persimpangan jalan

Kegundahan dan keresahan
Penyesalan dan pengakuan
Kegembiraan dan kejahilan
Kebodohan dan kebijaksanaan
Ketidakpedulian dan keacuhan
Semuanya berkumpul di dalam diriku

Caraku hidup begitu kompleks
Terkadang membuatmu tertawa
Terkadang membuatmu tersedih
Terkadang membuatmu tersenyum
Terkadang membuatmu cemberut
Terkadang membuatmu bersemangat
Terkadang membuatmu patah arang
Terkadang membuatmu mengerti
Terkadang membuatmu kesal

Aku bukanlah yang sempurna
Aku bukanlah mentari
Aku bukanlah Cirius
Aku bukanlah pelangi
Aku bukanlah Purnama

Tapi aku akan melakukan yang mereka lakukan untuk mu

Aku juga bukan awan kelabu
Aku juga bukan hujan badai
Aku juga bukan petir yang menyambar
Aku juga bukan ular berbisa

Tidak akan kubuat kamu seperti yang mereka lakukan

Aku tak luput dari kesalahan
Mungkin berkali-kali
Namun aku selalu peduli
Peduli padamu

Aku doakan kamu
Aku mengerti keluh kesahmu
Aku mengerti kecemasanmu
Aku mengerti kesulitanmu

Aku menolongmu dengan senang hati
Bahkan tanpa kamu bilang pun aku lakukan

Aku hanyalah manusia di persimpangan jalan
Yang berharap dapat melabuhkan hidupku dalam hidupmu

Aku, Manusia di Persimpangan Jalan

Posted by : Unknown
Date :Senin, 17 Oktober 2016
With 0komentar

Hey, Kamu!

| Selasa, 09 Agustus 2016
Baca selengkapnya »
Hey, kamu
Yang pernah kugenggam erat tangannya
Hey, kamu
Yang pernah mendengar detak jantungku
Hey, kamu
Yang pernah ada dalam hidupku
Hey, kamu
Ya kamu yang pernah di hidupku

Hey, kamu
Yang pernah kuajak bertualang
Hey, kamu
Yang pernah peduli kepadaku
Kini dimanakah kamu
Kini ada apakah dengan dirimu

Kamu yang pernah mengajakku
Bermimpi di angkasa
Menata indahnya bintang gemintang
Kamu yang pernah menuntunku
Memberikan pandangan
Dalam setiap langkahku

Kamu yang selalu kutunggu
Kamu yang selalu kubanggakan
Kamu yang selalu kupikirkan
Kamu yang selalu buatku bahagia

Hey, kamu
Yang kini telah menghilang
Hey, kamu
Yang kini menjauh dariku
Hey, kamu
Yang kini tak dapat kugapai
Kemanakah kamu pergi

Yang pernah berjanji untuk tidak pergi
Sekalipun ada halangan di depan
Yang pernah berjanji untuk tidak berubah
Sekalipun ada yang berubah
Yang pernah berjanji untuk saling menggenggam
Sekalipun jurang memisahkan

Hey, kamu
Ya hanya kamu seorang
Hey, kamu
Ya kamu, kamu seorang
Hey, kamu
Hey, hey, hey kamu
Hey, kamu
Hey kamu, kamu dan kamu


Hey, Kamu!

Posted by : Unknown
Date :Selasa, 09 Agustus 2016
With 0komentar

Pengorbanan

| Sabtu, 11 Juni 2016
Baca selengkapnya »
Terkadang aku suka berpikir, inikah diriku yang sebenarnya? Setiap kejadian yang aku alami, setiap pengalaman-pengalaman yang terjadi, seperti memberikanku sebuah petunjuk pada sesuatu yang sangat abstrak bagi pemikiranku sekarang ini. Jika aku melihat ke belakang, aku tak tahu apakah aku yang dulu itu adalah yang terbaik, atau aku yang sekarang ini yang terbaik.

Kenapa aku berpikir seperti itu? Entah mengapa aku pun tidak tahu, tapi aku seperti mengalami fase kedua dalam metamorfosis jiwaku. Sebetulnya aku pernah mengalami fase metamorfosis pertama ketika umurku menginjak belasan tahun, sekarang sepertinya aku mengalami fase metamorfosis keduaku. Kali ini aku menghadapinya sendirian. Tak ada siapapun yang secara fisik ada di sampingku. Tak ada seorangpun yang mampu menyelami pemikiranku. Entah, mungkin pemikiranku yang kuno atau  pemikiranku terlalu melampaui pemikiran mereka.

Kalau dikatakan hidupku nikmat, ya jelas nikmat menurutku. Sudah punya penghasilan dan bahkan tabungan sendiri. Tidak bergantung sepenuhnya pada orangtua. Soal ekonomi, keadaan ekonomiku sendiri sangat stabil bahkan bisa menolong dua atau tiga orang lagi. Namun aku perlu sesuatu yang lebih besar dari sekedar harta, dan mungkin tahta.

Aku teringat akan sebuah memori, seorang dosen pernah mengatakan padaku, menjadi pintar itu gampang, menjadi bijak itu sedikit sulit, tapi menjadi bermanfaat bagi segala mahluk itu pengorbanan



P.E.N.G.O.R.B.A.N.A.N

Satu kata yang sangat familiar dan punya tempat tersendiri dalam hatiku. Banyak kisah-kisah soal pengorbanan yang aku pernah tahu seperti salah satunya Bunda Teresa, tokoh biarawati yang terkenal karena pengorbanannya bagi kaum papa di India.

Kisah-kisahnya menginspirasiku secara pribadi tapi sampai saat ini aku hanya tahu sebagai 'kisah pengorbanan' saja, bukan mengalami tindakan pengorbanan. Sebetulnya aku pernah melakukan pelayanan ke yatim piatu tapi aku merasa seperti bukan di sana aku harus bertindak. Pernah aku membayangkan untuk pergi ke suatu tempat yang jauh, sangat pelosok dan melakukan sesuatu, menjadi bermanfaat bagi orang-orang di pelosok, tapi sekali lagi itu hanya apa yang pernah aku bayangkan.

Kehidupan modern membuatku harus mengikuti (atau tepatnya 'terpaksa') perubahan. Tapi kembali aku berpikir, inikah aku, atau inikah jalan yang harus aku pilih? Pernah aku berdoa kepada Tuhan untuk menunjukkan kepadaku jalan yang mana yang harus aku tempuh, tapi sekali lagi aku masih bertanya-tanya apakah ke sini jalannya Tuhan, kenapa lewat sini. Sampai saat ini aku belum mendapat jawaban harus kemana lagi aku berjalan. Kemana lagi aku akan dibawa. Aku selalu berdoa, Tuhan tunjukkan jalan-Mu kepadaku jadi aku tahu harus lewat mana. Aku belum tahu memang ini jalannya atau bukan tapi aku selalu yakin, Tuhan pasti akan menunjukkan jalan yang harus aku lalui untuk dapat menjadi bermanfaat bahkan melakukan pengorbanan yang sejati.

Pengorbanan

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 11 Juni 2016
With 0komentar
Tag :

Uttaran vs. Devil May Cry

| Jumat, 03 Juni 2016
Baca selengkapnya »

Halo kawan-kawan baca semuanya. Apa kabar nih? Sepertinya sudah lama ya diriku tak kembali menulis dan aku yakin dari 10,000 orang yang baca, adalah satu orang yang kangen sama tulisan-tulisanku ini. Nah sebelumnya aku ucapkan selamat menikmati bulan Juni. Tidak terasa sudah memasuki bulan Juni dan artinya sudah masuk pertengahan tahun. Apa saja yang sudah kalian lakukan sekitar 5 bulan ini? Ohya selamat dan sukses buat yang lulus ujiannya dan yang baru selesai ujian. Semoga saja mendapatkan hasil yang diharapkan dan yang terbaik tentunya.

Oke kita masuk saja ke dalam pembahasan kali ini.

Akhir-akhir jagat Indonesia (halah) terutama dikalangan emak-emak lagi dihebohkan dengan sebuah serial drama yang sepertinya tidak akan pernah habis episodenya dan memakan waktu yang sangat-sangat lama. Diriku tak habis pikir apa bagusnya sih dengan serial ini? Sekalipun aku gak suka dan sebal dengan serial ini tapi demi membuat tulisan ini aku sengaja liat beberapa episode, tapi bukan berarti aku hanya duduk diam selama tiga jam. Diriku tak tahan kalau seperti itu apalagi diriku sudah sebal jadi ya cuman sebentar sekali. Ohya kalau ingin tahu apa serial dramanya yaitu seperti yang tertulis di atas dan gambarnya yaitu drama India, secara khusus Uttaran.

Kalian mau tahu kenapa aku melakukan riset ini? Karena 'wabah' Uttaran ini dialami oleh emak-emak di sekitar rumahku termasuk emakku (mamaku). Dalam satu minggu pasti mamaku sudah mantengin depan TV hanya untuk nonton ini. Sekalipun mamaku lagi di dapur atau di kamar, ketika aku ganti channelnya, pasti mamaku akan keluar dan berkata "JANGAN DIPINDAH, LAGI DITONTON" padahal posisinya bukan di depan TV. Pokoknya kalau mamaku sudah nyalain TV dan masuk ke saluran TV yang menayangkan sinema tersebut maka diriku tak bisa berbuat banyak selain mendekam di dalam kamar sambil internetan atau membantu ayahku di bawah.

Beda mamaku, beda dengan diriku. Kalau mamaku sukanya nonton Uttaran, aku sukanya main game dan game yang masih aku gandrungi hingga saat ini adalah Devil May Cry, bahkan aku sampai ikut grup FB yang khusus tentang Devil May Cry untuk dapat trik-trik, bahkan sampai mencari link download gamenya. Ya intinya beda deh antara diriku dan mamaku.

Tapi setelah aku perhatikan beberapa lama ini ternyata baik mamaku maupun diriku sebetulnya sama saja lho sebenarnya. Kami memiliki hobi yang sangat kami senangi, saat ini sih mamaku hobi nonton serial drama Uttaran kalau aku main game Devil May Cry. Kami juga punya kebiasaan kalau lagi asyik melakukan hobi, gak bisa diganggu. Kayak tadi yang aku bahas di atas, mamaku gak bisa biarin channel TV nya dipindahin ketika lagi tayang serial drama India kesayangannya dan aku juga kalau lagi asyik main game ya gak mau diganggu. Selain itu kami pun hapal segala tetek bengeknya tentang hal yang kami sukai.

Jadi sebetulnya yang namanya hobi, kesukaan itu ya bagian dari privasi seseorang. Suatu pilihan, tak bisa dipaksakan. Kayak mamaku, dia gak akan mau dan gak akan bisa kalau aku ajakin main game seperti yang aku mainkan dan aku walaupun bisa mengikuti jalan cerita serial dramanya, tapi karena udah gak suka sejak awal ya aku gak akan tahan untuk duduk diam menontonnya. Melihat hal ini aku juga jadi melihat bangsa ini. Apalagi kalau bukan Bangsa Indonesia.

Sedih kalau aku memperhatikan bangsa ini. Hak setiap orang dijamin dalam hitam di atas putih tapi dalam lapangannya malah tidak ada. Pedang hukum ini hanya digunakan oleh kaum "mayor" atau kaum "beruang" dan kaum "berkuasa". Yang tidak memiliki ketiganya hanya menerima hujaman dari kaum-kaum yang memegang pedangnya. Tak bisa melawan meski melewati jalan yang benar sesuai dengan tracknya. Tapi ya ini lah bangsaku.

Baik buruknya aku cinta
Hebat jeleknya aku simpan
Untung ruginya aku genggam
Halus kasarnya aku peluk

Seperti aku mencintai keluargaku dan kekasihku dulu
Demikianlah cintaku pada bangsa ini
Seutuhnya, sepenuhnya, segenapnya

Bagimu Negri
Jiwa ragaku.

Uttaran vs. Devil May Cry

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 03 Juni 2016
With 0komentar

Untukmu yang Membuatku Gila

| Jumat, 06 Mei 2016
Baca selengkapnya »
Sebuah deretan bilangan asli diawali angka satu
Deretan huruf diawali dengan huruf 'a'
Perhitungan hari diawali dengan pagi
Sebuah garis dimulai dengan sebuah titik
Sebuah buku diawali dengan sampul depan
Barisan dimulai dengan bagian depan
Kehidupan diawali dengan sebuah kelahiran

Jika segala hal dalam hidup ini memiliki sebuah awal
Maka bisa kukatakan kondisiku dimulai dengan melihat
Dimulai dengan mendengar
Dimulai dengan mengenal
Untuk pertama kalinya

Aku selalu percaya
Jika kini aku selalu melihatnya
Jika kini aku selalu memikirnya
Jika kini aku selalu mengharapkannya

Sebetulnya sudah lama
Sudah panjang waktunya
Sudah sejauh ini adanya

Aku berdiri dari jauh
Berdiri untuk mengharap
Berdiri untuk menatap
Berdiri sambil berucap

Sudah terlalu lama
Aku berdiri di sana
Sudah terlalu lama
Aku hanya diam menatap
Sudah terlalu lama
Aku terdiam mengharap

Namun dengan bodohnya,
aku masih berharap
Namun dengan tololnya,
aku masih menatap
Namun dengan dungunya,
aku masih diam tetap
dalam diam

Tak sadarkah kamu
Tak pahamkah kamu
Tak menanggapkah kamu

Kamu membuatku terpaku
Kamu membuatku terbisu
Kamu membuatku hancur luluh
Kamu membuatku penasaran utuh

Bukan aku takut
tapi aku tahu diri
Bukan aku gugup
tapi aku sadar diri

Tak butuh hanya sekadar ucapan
Tak butuh hanya sekadar tindakan
Tak butuh hanya sekadar dana

Ia butuh sesuatu yang lebih besar

Sebuah pengorbanan

Saat ini perasaan ini akan kubiarkan kusimpan
Aku pastikan aku tak mengganggumu
Aku pastikan aku tak melukaimu
Aku pastikan aku tak menjatuhkanmu

Hingga waktu yang tepat datang



Untukmu yang Membuatku Gila

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 06 Mei 2016
With 0komentar

Menjadi Seorang Guru

| Sabtu, 30 April 2016
Baca selengkapnya »
Hai, halo, ciao, hola, hello...

Wuah udah lama ya rupanya diriku tak pernah menulis lagi karena satu dan lain hal, aku sempat terhenti untuk menulis. Lama banget sih dan benar-benar lama sekali. Berhubung ini adalah hari terakhir dalam bulan April, aku jadi sempatkan untuk menulis yah walau sekarang hanya terlihat seperti celoteh atau curcol barangkali, tapi ya semoga dari tulisanku yang perdana (lagi?) ini aku bisa punya bayangan akan seperti apa selanjutnya gaya menulisku.

Akhir-akhir ini aku punya semacam 'kesibukan' baru yaitu mengajar. Bukan mengajar di kelas-kelas privat walau sebetulnya ada keinginan untuk melakukan les privat, tapi sekarang ini aku sedang mengajar dalam kelas sekolah minggu. Itu loh, kelas belajar Alkitab. Saat ini aku mengajar anak-anak kelas Madya yang kalau dilihat dari umurnya itu sekitar anak umur kelas 5 sampai 6 SD. Gaya mengajar mereka itu begitu unik. Mereka baru aktif ketika sudah dipicu oleh gurunya yang aktif. Mereka pendiam sekali. Ditanya ini itu, kadang jawab, kadang tidak. Ini menjadi tantangan sebetulnya bagiku untuk membuat kelas yang penuh dengan interaksi, tapi dengan alat-alat peraga yang sengaja kadang aku ciptakan atau buat sendiri dan games kecil, setidaknya kelas sekolah mingguku sedikit hidup.

Anak-anak di kelasku ada tujuh anak, tiga orang lelaki dan empat orang perempuan, Mereka suka sekali diam, aku perlu bersabar untuk memicu mereka. Aku sendiri sebetulnya sadar kalau aku gak punya kemampuan lebih untuk mengajar, tapi aku memang ingin mengajar karena aku lihat di tayangan televisi anak-anak seumuran mereka cepat dewasa. Maksudnya cepat dewasa tuh ya dalam artian yang negatif, bukan yang positif. Aku ingin berada di antara mereka untuk menunjukkan yang salah dan yang benar. Memang pada akhirnya aku yang harus mengemban tanggung jawab besar tentang proses perkembangan mereka, tapi aku selalu berdoa dan berharap agar apa yang aku ajarkan itu tidak salah dan berharap mereka bisa menentukan tujuan mereka ke depannya. Mungkin di umur mereka yang masih SD ini masih agak terlalu jauh, tapi kalau bukan dari sekarang dituntun, kapan lagi.

Aku selalu berdoa agar apa yang aku ajarkan adalah memang yang benar dan bukan yang salah.

Nah berhubung besok aku mulai mengajar lagi, jadi sampai di sini dulu ya tulisanku. Ohya nanti dalam kesempatan lain, aku akan tunjukkan anak-anak yang aku ajar. Aku sekarang istirahat dulu okay kawan-kawan baca.

Menjadi Seorang Guru

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 30 April 2016
With 0komentar
Tag :

Kisah Tentang Kita

| Selasa, 23 Februari 2016
Baca selengkapnya »
Kisah ini tidak seperti pada novel-novel romance pada umumnya karena memang bukan tentang romance  yang dimaksud oleh kebanyakan orang pahami saat ini. Kisah ini mungkin bisa dibilang seperti kisah klasik atau mungkin kisah yang terlalu 'biasa', tapi bagiku setiap kisah memiliki keistimewaannya sendiri-sendiri.

Tanpa dirimu, mungkin kisah ini takkan pernah ada. Yap, kisah yang mungkin orang kebanyakan bilang adalah kisah cinta antara dua orang remaja, antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Seorang laki-lakinya itu adalah seorang laki-laki yang mungkin biasa saja dan mungkin sangat biasa tak seperti kebanyakn laki-laki yang kamu kenal. Laki-laki yang selalu mencoba mengatasi batas normalnya sehingga bisa menunjukkan siapa dirinya, sedangkan perempuannya adalah seorang perempuan yang penuh dengan mimpi-mimpi tapi terkadang menurunkan standar mimpinya karena pengaruh orang-orang yang ada di lingkungannya, yang selalu banyak berpikir.

Jika diperkirakan dari segala segi, sangat tidak mungkin untuk mereka berdua untuk bertemu. Mereka terpisah lautan, terpisah gunung-gunung, terpisah jarak sejauh kurang lebih 2100 km, terpisah antara suku, dan ras, terpisah antara kebudayaan sehingga jika dihitung secara mekanika kuantum, kemungkinan untuk bertemunya dalam hitungan persen adalah 0,0010275 %. Namun tanpa ada sesuatu yang menggemparkan dunia seperti perang dunia, atau bom bunuh diri, atau pengungsian besar-besaran, atau kunjungan presiden-presiden serikat, tanpa adanya badai petir, tiga tahun lalu kkurang lebih, mereka berdua bertemu di lokasi yang tak pernah mereka perkirakan dan mereka duga. Mereka berdua bertemu tanpa ekspektasi.

Mereka berdua telah bertemu, saling mengisi satu sama lain, saling mencari, saling bercanda, saling tertawa, saling menguatkan hingga akhirnya saling mengasihi. Mereka membuat sebuah janji. Yah walau kisah mereka tak didramatisasi tapi kisah-kisah berikutnya seperti kisah yang unik dan penuh dengan drama. Memang bukan drama kekanak-kanakan seperti pada sinetron-sinetron yang tidak mendidik.

Laki-laki dan perempuan itu selanjutnya disebut dengan sepasang merpati bersayap dua dan bukan empat. Kenapa bersayap dua? Karena mereka saling membutuhkan satu sama lain. Mereka saling menggenggam erat namun bukan saling menguasai. Ketika yang satunya kelelahan mengepakkan sayapnya, maka pasangannya akan berjuang agar sampai di tempat peristirahatan untuk mengendurkan otot-otot sayap mereka. Ketika salah satunya merasa kelaparan, maka keduanya akan turun mencari makan. Mereka tak mungkin berpisah terlalu lama karena mereka tak dapat terbang sendirian.

Mungkin orang-orang melihat mereka sepertinya mereka tidak akur atau kurang cocok karena selalu banyak berantam. Namun mereka yang hanya melihat sekilas tak pernah mengerti bahwa cara itu adalah salah satu cara untuk saling mengenal masing-masing dari mereka. Mereka mungkin bosan oleh sebab itu mereka mengeksplorasi cara-cara yang baru yang membuat mereka bukan hanya senang-senang sesaat saja tapi bisa berbahagia seterusnya. Kisah mereka bukan kisah bocah-bocah bau kencur yang baru mengerti soal cinta, tapi mereka terus berjuang bersama, berlari bersama, menitihkan tetesan keringat bersama.

Mereka bagaikan yin dan yang. Keseimbangan. Mereka bagaikan hitam dan putih. Mereka bagaikan utara dan selatan. Sekalipun mereka benar-benar berbeda, tapi mereka bisa mengisi setiap lubang yang kosong.

Itulah kisah mereka. Dan mereka adalah dirimu dengan diriku.


Kisah Tentang Kita

Posted by : Unknown
Date :Selasa, 23 Februari 2016
With 0komentar
Tag :

Gua Pertapaan Karmel

| Rabu, 20 Januari 2016
Baca selengkapnya »

Gua Pertapaan Karmel Ordo Carmelitarum Discalceatorum (12:25 WIB//20-01-2016)
Gua Pertapaan Karmel OCD (Ordo Carmelitarum Discalceatorum) adalah salah satu tempat berdoa yang aku ketahui yang berada di Kota Bandung. Tempat ini menjadi tempat yang sangat bersejarah bagiku sejak aku menginjakkan kakiku di sana. Ceritanya sudah sejak 5 tahun lalu, sebenarnya tepatnya sih empat tahun lewat tujuh bulan.

Pertama kali aku mengunjungi Gua Pertapaan Karmel ini adalah pada bulan Juli tahun 2011. Aku diajak oleh Reza (kalau mau tahu siapa dia, klik namanya) dan beberapa otang dari gerejaku untuk ikutan Reureuh (mungkin dalam bahasa Sunda dan artinya Reatret). Kegiatan ini diadakan oleh sebuah lembaga namanya Lembaga Pemahaman dan Penerapan Budaya Sunda atau singkatnya LPPBS. Lembaga ini adalah lembaga yang berkonsentrasi pada budaya Sunda dan banyak karya-karya ayang sudah dikeluarkan oleh lembaganya seperti tembang-tembang dan pupuh Sunda. Aku pernah lihat sanggarnya. Ada di Sarijadi. Nama sanggarnya Sanggar Mekar Asih. Dulu sih suka main ke sana. Ohya kembali lagi ke cerita barusan ya.

Jadi ada reatret untuk Jamaah Kristen Sunda. Aku diajak oleh Reza. Aku baru tahu kenapa Reza mengikuti kegiatan tersebut yaitu di sana ada kekasihnya Reza. Kalau sekarang sih sudah tidak ada hubungan spesial lagi. Kalau cerita soal tentang suasana reatretnya yang pasit penuh dengan suasana Sunda, tapi aku mau fokus pada tempat doanya. Saat aku mengikuti reatret, ketika ada waktu kosong, aku diajak oleh Reza dan Kevin, teman gerejaku untuk ke tempat doa Karmel. Mereka menyebutnya "Bukit Karmel" karena memang letaknya berada di daerah pegunungan dan patahan Lembang jadi disebut bukit. Lokasi tempat doa itu dekat dengan hotel tempat kami melakukan Reureuh jadi ketika ada waktu luang kami menyempatkan diri ke sana.

Doa yang pertama kali aku panjatkan di Gua Pertapaan tersebut adalah aku berdoa menggumuli keinginanku untuk bisa kuliah di ITB. Saat itu aku sudah mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi negri dan aku sedang menunggu-nunggu hasilnya apakah aku bisa masuk ITB atau tidak. Jauh sebelum aku berdoa di Gua Pertapaan itu, aku sudah berdoa sejak aku beres melakukan ujiannya dan tanggal  pengumumannya bertepatan dengan ketika aku sedang reatret dan jawaban dari doaku adalah aku berhasil masuk ITB. Setelah mendapatkan pengumuman itu, aku segera ke gua pertapaan itu dan berdoa kembali untuk mengucapkan syukur.

Selanjutnya setelah aku masuk kuliah, aku banyak sekali berdoa untuk beragam macam hal di "Bukit Karmel" seperti saat aku menghadapi UTS dan UAS di perkuliahan, terus waktu aku merasa pertama kalinya aku merasa jatuh cinta, kemudian ketika aku akan melakukan perjalanan jauh, lalu ketika aku akan melakukan operasi, ketika aku menggumuli tempat untuk magang, ketika aku mau membuat tugas akhir dan terakhir ketika aku bergumul untuk mendapatkan pekerjaan. Artinya hampir setiap aku merasa aku perlu berdoa bersungguh-sungguh, aku selalu datang ke tempat ini.

Sebetulnya gak masalah aku berdoa dimanapun, tapi gua pertapaan ini spertinya membuatku berada di dunia lain. Aku merasakan kekuatan ketika aku berdoa dan bertelut dan sekedar duduk di sana. Bahkan di sebelahnya ada kapel Katolik. Ketika aku masuk ke dalamnya, suasananya benar-benar merinding dan aku meraskan kekuatan ketika orang-orang berdoa di sana.

Kini sudah lima tahun aku berdoa di sana dan Gua Pertapaan Karmel menjadi saksi bisuku dalam menghadapi setiap pergumulan. Aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk setidaknya meluangkan waktuku sebulan sekali untuk berdoa di sana. Aku mau berperang di sana dan menang.

Gua Pertapaan Karmel

Posted by : Unknown
Date :Rabu, 20 Januari 2016
With 0komentar
Tag :
Next Prev
▲Top▲