Newest Post

Indonesia Berdukacita

| Jumat, 08 Maret 2013
Baca selengkapnya »
Sudah berapa lama ya kira-kira? Indonesia sepertinya tak ada perubahan yang signifikan hingga saat ini. Yah, setiap pagi dan sore hari di siaran televisi gak henti-henti berbagai macam polemik soal partai ini lah yang bermasalah soal kepengurusannyalah atau soal korupsi yang makin lama makin melebar aja, atau masalah pertanggungan jawaban yang gak kelar-kelar dari jaman jebot.

Padahal di luar sana aku juga lihat, ada orang miskin yang sampe sakit aja susah banget dapet kesehatan, terus ada juga orang pinggiran yang digusur seenaknya lalu ada lagi kejadian-kejadian bencana. Sepertinya bener juga apa jargon orang-orang, "Orang miskin dilarang sakit." Soalnya sekali sakit susahnya gak ketulungan. Tapi gara-gara siapa juga orang miskin kena penyakit? Bukankah kita juga yang merasa ada di kelas marjinal ke atas turut ikut ambil bagian?

Hari ini aku umumkan hari berdukacita bagi Indonesia, karena banyak yang menangis, meringis kesakitan, berduka dan kehilangan. Kebanyakan ya rakyat kecil yang tak dapat berbuat banyak melihat kenyataan hidup ini. Dalam pikiran mereka, mereka berpikir bahwa rasanya sia-sia saja memilih pemerintah yang tak mau turun tangan untuk melihat langsung, mendengar dan merasakan apa yang mereka rasakan. Berharap pada pemerintah? Rasanya itu jauh dari angan-angan seperti bumi dan langit. Begitu pikir mereka.

Hmm... terkadang aku suka berpikir apa sih yang dilakukan para Dewan Perwakilan Rakyat di gedung mereka dengan rambut klimis, parfum, mobil bagus dan dompet tebal mereka? Dimana sih janji-janji mereka semua yang pernah mereka janjikan? Kok sepertinya tak ada bedanya. Uang sekolah, tetap mahal malah makin mahal. Akses jalanan gitu-gitu aja malah beberapa titik sudah rusak tak terawat. Lampu jalanan di beberapa jalan raya malah tak ada bahkan gelap gulita ketika malam. Pengemis masih saja jadi pengemis. Pengamen juga masih jadi pengamen. Pengangguran tetap melanjutkan pekerjaan mereka sebagai pengangguran. Tampak tak ada bedanya.

Terkadang benar juga apa kata mereka tentang para pejabat DPR. Mereka bukan wakil dari rakyat, tapi wakil dari keluarganya dan teman-temannya. Yah mau bilang gimana lagi ya, korupsi aja rajin gitu dan tak ada sedikit pun effort untuk masyarakat. Apakah kami para rakyat harus datang ke gedung DPR dan mengurus masalah negara ini sendirian ramai-ramai sampai seluruh ruangan penuh sesak? Aku rasa tak perlulah begitu. Itulah sebabnya kami memilih para wakil untuk mengurus negara yang besar ini. Memang besar, tapi sepertinya kecil. Negara ini kaya dan juga miskin. Sungguh ironis memang.


Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang

Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa

Kulihat ibu pertiwi
Kami datang berbakti
Lihatlah putra-putrimu
Menggembirakan ibu

Ibu kami tetap cinta
Putramu yang setia
Menjaga harta pusaka
Untuk nusa dan bangsa

Indonesia Berdukacita

Posted by : Unknown
Date :Jumat, 08 Maret 2013
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲