Newest Post

Sebuah Siluet

| Rabu, 22 Agustus 2012
Baca selengkapnya »
Di ufuk timur, mentari menyapaku tadi pagi
Di senja ini
Mentari melambaikan tangannya padaku
Sekarang giliran sang poernama
Poernama datang bersama bintang gemintang
Malam itu aku sedang merasa bahagia
Ingin sekali aku mengungkapkan rasa bahagia itu

Seseorang telah mengusikku pagi ini
Dia mengusikku dengan senyumannya yang indah
Ketika kulihat wajahnya
Terpancar cahaya di wajahnya
Cahaya penuh semangat
Yang mengajakku untuk berlomba lari dengannya
Di dalam kedua bola matanya
Kulihat sosok anak kecil
Anak kecil yang ceria

Dia genggam tanganku
Lalu mengajakku berjalan pagi
Jalanan saat itu sepi
Dia mengajakku berlari-lari kecil di sepanjang jalan
Kami pun berlari-lari kecil
Tak berapa lama ia memandangku
Tatapan matanya berkata padaku :
Seberapa cepat kau berlari?
Kami pun berlomba lari
Peluh membasahi wajah dan leherku
Namun aku terus berlari
Senyumannya membuatku mendapat tenaga baru

Kemudian dia mengajakku melompat
Tatapan matanya mengatakan :
Seberapa tinggi kau melompat?
Dia tertawa terkekeh-kekeh
Kami saling melompat ke atas pohon
Kuraih cabang pohon
Lalu aku naik dan duduk
Dia pun duduk di sebelahku
Kami saling berpandangan
Namun tak ada satu katapun keluar dari mulut kami
Hanya senyuman yang terlihat diantara kami
Senyumnya sesegar embun pagi

Sambil duduk, kami saling merangkul bahu
Kami terhanyut dalam suasana sore yang sendu
Kami pun berpelukkan
Tak terasa airmatanya menetes di pundakku
Air mataku pun ikut meleleh
Sesaat kemudian dia menyibakkan airmatanya
Kemudian dia kembali tersenyum padaku
Dia pun mengajakku turun
Dia menggenggam tanganku dengan erat
Senyumannya tak berubah
Kini kutahu
Dia ada bersamaku
Sebagai siluetku

Sebuah Siluet

Posted by : Unknown
Date :Rabu, 22 Agustus 2012
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲